S-73

271 27 5
                                    

"Lo?" Aruni membulatkan matanya melihat dia orang yang sudah berdiri didepannya.
Mata lelaki itu menatap tajam kearah aruni dan malah melewati aruni begitu saja membuat ia mematung di tempat hanya arah matanya saja yang bergerak melihat itu lalu aruni pun beralih melihat seorang wanita yang masih berdiri didepannya dengan tatapan bingung.

"Terus lo siapa?" Tanyanya nyolot namun tak ada jawaban ia menoleh kebelakang karna mendengar lelaki tadi berbicara kepada Alva.

"Lo ikut gue!" Lelaki itu menarik kasar tangan Alva .

"Heh mau ngapain lo!" Zega segera menyusulnya, karna tak ingin ada keributan disana mereka pun akhirnya buru-buru menyusul Alva yang sudah ditarik kearah basement oleh lelaki itu dan tentu wanita yang tadi bersamanya pun mengikutinya juga.

"Maksud lo apa hah?! Mau bikin gue malu?" Lelaki itu melepas kasar tangan Alva dari genggamannya.

"Bisa gak sih gausah langsung emosi" Alva pun geram.

"Heh! Gue sama sekali gak bisa kalo liat lo gak emosi. Karna lo emang sumbernya". Bentak lelaki itu.

" Sumber apa? Dimana letak salah gue? Apa pernah gue ngusik lo?".

"Halah gausah banyak bacot lo. Lo sengaja kan bawa temen lo ke tempat tadi buat sekalian bikin gue malu dihadapan mereka!". Lelaki itu semakin meninggikan suaranya.

Zega aruni dan nayla telah sampai ditempat yang bersamaan dengan Alva dan lelaki itu begitu juga dengan perempuan tadi.
Mereka masih diam melihat perdebatan dua orang didepannya.

"Ini ada apasih? Kenapa?" Aruni bingung.
Namun tak ada jawaban dari zega ataupun nayla.

"Buat apa gue bikin lo malu kalo kelakuan lo sendiri yang bikin malu, gausah ngehakimin orang".

" Tai lo" Kata lelaki itu.. "Buggh" Satu pukulan mendarat di perut Alva.

"ALVA" teriak ketiga sahabatnya. Namun Alva memberi kode lewat tangannya agar mereka tak mendekat kearahnya.

"Harusnya lo tau diri" Ucap Alva sambil meringis memegang perutnya. "Harusnya lo malu sama kelakuan lo gausah playing victim kalo nyatanya semua kesalahan itu berasal dari lo! Kalo emang lo laki-laki gentle harusnya lo juga udah tau apa langkah yang harus lo ambil secepatnya. Lo liat! " Tunjuk Alva mengarah kepada wanita yang sedaritadi hanya menonton perdebatan itu.

"Lo liat dia!! Itu hasil dari kelakuan bejat lo kan? Lo gak kasian sama dia sampe harus dateng ke kampus dan mohon² buat lo tanggungjawab atas apa yang udah lo lakuin! Lo liat perut dia yang makin hari makin gabisa buat disembunyiin" Suara lantang keluar dari mulut Alva.

"Tau apa lo? Gausah fitnah lo masih kecil lo gatau apa-apa! Gausah ikut campur urusan orang" Tunjuknya lagi pada wajah Alva.

"Jelas disini gua harus ikut campur! Karna ini menyangkut kakak gue dan masa depannya wahai ADIT MAHENDRA" Alva semakin tersulut emosi.

Yaa, lelaki itu adalah Adit pacar dari tania yang  dari jauh-jauh hari Alva berusaha mengumpulkan bukti hingga kedatangannya bersama zega dan nayla kerumah wanita tersebut yang bernama widia.

"Gue udah tau semuanya! gue punya bukti!". Adit menatapanya semakin nyalang seperti singa mau menerkam mangsanya.

" Mana? Kalo lo cuma omong kosong mending diem!".

"Gue tau lo yang hamilin dia , gue tau beberapa kali juga cewe itu dateng nemuin lo buat ketemu orangtuanya minta pertanggungjawaban lo, dan lo minta waktu 2 minggu buat nyelesain masalah lo sama kakak gue yang sampai sekarang lo gak bergerak sama sekali buat jauhin kakak gue bahkan lo cuma manfaatin kakak gue dan lo masih nyari cara buat putusin kakak gue. Dan asal lo tau juga gue denger semua pembahasan kalian dirumah cewe itu!".

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang