S-54

340 16 3
                                    

Sesampainya dirumah alva dan tania datang berbarengan, alva dengan motornya dan tania diantar oleh Adit. Tatapan tajam dari Adit membuatnya memutar bola matanya malas ia segera memasuki pekarangan rumahnya sedangkan Adit langsung pergi tanpa masuk dulu.

Saat alva akan masuk pintu utama tania menyerobot terlebih dahulu dan ia sengaja menutup pintu itu keras hingga tangan kiri alva yang berada disela² pintu terjepit.

"Arrrghhh" Alva berteriak kesakitan membuat bi sumi dan mang udin segera menghampiri nya. Tangannya kini langsung terlihat bengkak dan membiru bahkan keunguan.

"Astaghfirullah ada apa den? Kenapa teriak? Tanya bi sumi panik melihat alva meringis kesakitan dan masih ada tania yang berdiri di hadapan alva.

" Ini balesan buat orang SOK ASIK DAN CAPER kayak lo!! " ucap tania penuh penekanan.

"Awwss apa-apaan sih lo, maksud lo apa kak? " Jawab alva sambil memegang tangan kirinya.

"Iya! Karna lo berani²nya deket² sama temen² gue , kasian banget sih lo saking udah ga punya temennya malah temen² gue lo deketin".

" Semua yang lo omongin itu ga bener kak dan gue gapernah ngerebut temen² lo. Mereka pure mau berteman baik sama gua dan gua pun seneng sekarang dapet temen² yang baik kayak mereka, gue rasa mereka ngejauh karna sikap lo , pacar lo dan temen toxic lo itu" Jelasnya sedikit emosi.

"Den.. Non.. Sudah yaa berantemnya ini sudah malam non tania segera masuk kamar saja bersih² ya non dan den alva duduk dulu di sofa yaa biar bibi obatin dulu lukanya" Bi sumi melerai.

"Kali ini lo masih aman yaa! Tania lalu pergi meninggalkan mereka .

" Sudah yaa den ayok duduk dulu bi sumi ambil air hangat buat ngompres tangan den alva" Ajak mang udin menuntun alva duduk disofa.

"Makasih mang"

"Iya sama-sama" Tak lama bi sumi datang membawa air hangat dan handuk untuk mengompres tangan alva.

"Awss pelan² bi sakit" Alva meringis

"Ini udah pelan² kok den tahan yaa. Ini kenapa bisa sampai kejepit gini sih den " Tanyanya.

"Tadi pas aku mau masuk pintunya ditutup kenceng banget sama kakak bi tangan aku ada disela² pintu itu gabisa ngehindar".

" Ya allah sampai bengak dan lebam begini" Bi sumi dengan telatennya mengompres tangan alva pelan.

"Bi.. Dulu kak tania pasti bahagia banget yaa hidupnya sebelum ada aku? Tanya alva tiba-tiba.

" Loh ko den alva Tanya begitu?".

"Yaa kan bibi kerja disini udah lama pasti bibi tau dong dulu gimana".

" Hmm.. Dulu sebelum ada den alva.. Non tania itu selalu dapet kasih sayang dan perhatian yang penuh dari ibu sama bapak selalu kemana-mana bersama tidur sama-sama semuanya serba sama-sama dan non tania selalu keliatan bahagia banget, tapi pas setelah dia masuk tk dan melihat teman²nya punya adik non tania selalu merengek setiap hari ke ibu sama bapak mau punya adik lalu selang bbrapa tahun den alva hadir. Dan disitu non tania senang luar biasa dengan kehadiran den alva bahkan ia selalu ingin tidur bareng aden dan ngajak bermain bersama ".

" Tapi kenapa sekarang kakak kayaknya benci banget sama aku ya bi" Alva menunduk lesu.

"Huss mana ada seorang kakak benci sama adiknya sendiri den".

" Tapi itu kenyataannya bi, kakak berubah.. Semenjak aku masuk kuliah kakak gamau kalo temen²nya tau aku itu adiknya dan kakak selalu cuek gapeduli bahkan kayak orang asing kalo ketemu aku dikampus ".

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang