S-40

349 10 0
                                    

"Kamu beneran gatau dek siapa yang ngelakuin ini?" Tanya papa.

"Aku gatau pah"

"Sebelumnya kamu beneran gaada masalah sama siapapun dikampus? Coba kamu ingat² siapa tau kamu lupa"

Alva menaruh jari telunjuk di dagunya memikirkan siapa orang yang sudah melakukan ini.

"Emm.. Gaada pah" Jawab Alva namun ia juga sebetulnya sempat berpikir mengarah kepada dua orang yang tadi siang sedikit bermasalah dengannya tapi ia segera singkirkan pikiran negatifnya itu.

"Papa akan usut masalah ini dan akan menghubungi pihak kampus"

"Ng-gausah pah lagian aku juga gpp ko dan juga kita gatau siapa orangnya kan gabisa nuduh gitu aja"

"Kampus pasti ada CCTV semua kegiatan siswa pasti akan terekam disana" Tegas papa.

"Zega juga setuju pah"

"Gausah pah, ze lo jangan ikut² deh"

"Tapi papa bener ko , biar kita tau siapa pelakunya"

"Yaa tapi kan ini cuma masalah kecil aja gausah dibesar²in lah"

"Masalah kecil gimana dek? Udah jelas² kamu hampir hipotermia dan mengalami dehidrasi parah, kamu gatau gimana khawatir nya bunda sama papa" Sahut bunda sedikit marah melihat Alva yang masih saja kekeuh.

"Bun tapi sekarang aku kan udah gpp, plis bun pah jangan yaa siapapun pelakunya aku gamau kalo sampe mereka dikeluarin cuma gara² ini, kita juga gatau kan kehidupan mereka gimana entah mereka masuk jalur beasiswa entah emang mereka ada masalah di keluarganya yang gabisa mereka dapetin didalamnya jadi untuk cari perhatian makanya mereka kayak gini. Plis bun pah" Jelas Alva sambil memohon.

"Kalo mereka bikin lo lebih parah dari ini gimana al?" Aruni

"Semoga aja engga, kita gaboleh suudzon"

"Tapi kita selalu berusaha buat jagain lo dan si pelaku dengan seenaknya buat lo kayak gini , kita gaterima!" Zega

"Ze udah yaa"

"Batu banget sih lo" Gumam aruni.

"Yaudah bun pah kita pamit pulang dulu yaa besok kita kelas pagi, cepet sembuh lo" Zega melirik Alva sekilas.

"Ko pada pulang sih, gaasik" Alva cemberut.

"Lo yang gaasik" Nayla

"Jangan pada marah dong , sorry kalo kalian gabisa Terima pendapat gue"

"Istirahat aja gausah dipikirin kita balik dulu" Jawab aruni datar.

Alva hanya memandangi teman²nya keluar dari ruangan itu, Alva bukan takut apa yang bakal orang² itu lakuin lagi ke dia cuma Alva hanya ingin semuanya berpikir positif saja tanpa perlu khawatir berlebihan terhadapnya.

Alva akui sejujurnya ia curiga terhadap dua orang ini karna selama ini hanya mereka berdualah yang terus mengganggu dan menjahilinya, tapi balik lagi ia tak mau berprasangka buruk apalagi ditambah ia juga tak ada bukti yang kuat untuk itu.

"Kamu liat temen² kamu saja sepertinya gak sependapat sama kamu, apalagi papa sama bunda tau se-menjaga apa mereka selama ini ke kamu dek. Mereka cuma gamau hal ini terulang kembali dan bahayain kamu" Papa kembali bersuara.

"Pah, aku ngerti apa yang mereka takutkan.. Tapi selama aku tetap sama mereka hal ini gaakan keulang lagi kok"

"Tapi hari ini mereka kecolongan juga kan, karna kecerobohan kamu sendiri"

"Pah kita bicarain lagi nanti yaa, biar adek istirahat dulu papa tenangin diri papa yaa. Kalo papa mau keluar dulu silahkan biar bunda yang temenin adek disini" Ucap bunda mengelus pelan bahu papa.

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang