S-18

341 10 0
                                    

ceklek

Pintu ruangan terbuka terlihat seorang wanita muncul dibalik pintu tersebut dan membuat semuanya melihat kearahnya.
Lalu ia berhambur memeluk alva yang sedang terbaring.

"Al.. Lo gpp kan dek? Apa yang sakit bilang ke kaka. Mana apa yang sakit dek? Tanya tania sambil terus bicara dan meraba tubuh Alva.

Yaa wanita itu adalah tania, ia baru menyusul setelah rapat sepulang dari bandung tadi. Ia yang merasa khawatir langsung menuju rumah sakit dimana Alva dirawat.

" Kak, lepas.. Gue gpp gaada yang sakit kok lo tenang aja gausah panik gitu" Jawab Alva meyakinkan tania. Nih gue masih utuh disini gaada kekurangan apapun.

"Gapapa apaan lo. Badan lo biru² semua ampe mimisan segala pingsan masih bilang gapapa. Waras lo. " Sahut zega sebal

"Loh Alva sampe mimisan? Bunda mengernyitkan dahinya.

Zega memukul mulutnya sendiri kala ia dengan entengnya keceplosan. Sambil melirik aruni minta pembelaan dan tatapan tajam alva yang ia lihat. " Duh keceplosan lagi nih mulut anjir".

"E-emmh bun.. M-maksudnya e-ngga gitu ko bun, emang tadi pas di dalam bus Alva mimisan sebelum dia pingsan. Bukannya kita bohong bun tapi kita takut bunda khawatir jadi kita belum bicarain ke bunda. Maaf bun" Jawab aruni dengan hati-hati.

Bunda menoleh kearah Alva dan Alva hanya menunjukan deretan giginya. "Piss bun" Menyilangkan jarinya.

"Vitamin yang bunda siapin gak kamu minum dek? Bunda kan udh ingetin untuk selalu minum vitaminnya. Disimpen dimana sampe kamu gak minum vitaminnya? Omel bundanya.

" Aku gatau dimana bun, aku lupa simpen" Ia tak berani melihat kearah bundanya.

"Maaf bun vitamin Alva kebawa di tas kakak, kakak juga baru ngeh tadi pas buka tas dikampus selagi mau rapat" Ucap Tania sambil berdiri memegang tangan bundanya. Ia pun takut bundanya akan marah.

"Kak.." Bundanya menarik nafas pelan ia langsung dirangkul oleh papa rony agar tak terbawa emosi.

"Maaf bunda kaka gak sengaja kakak gatau kayaknya itu kebawa pas kita selesai sarapan sebelum kita berangkat tempo lalu.
" Maaf juga bun kakak gabisa jaga adek sepenuhnya karna kakak juga punya tugas lain . Ucapnya lagi

"Hmmp.. Iya gpp kak, kakak juga kan gasengaja adek juga dia lupa nyimpen. Bunda ga marah tapi lain kali jangan ceroboh yaa. Kamu tau kan? Ucap bunda sambil memeluk tania dan mengusap punggungnya.

" Udah udah dramanya, kasianlah temen- temen alva liat kita udah kayak tali kasih haha" Ucap papa rony mencairkan suasana .
Semuanya tertawa.

"Bunda sama papa mau keluar dulu mau beli makanan sama cemilan buat kalian bunda tau kalian capek kan. Jangan dulu pulang yaa kita makan sama² dulu. *ucap bunda.
" Bunda papa keluar dulu yaa kamu jangan rewel" Sambil mencium kening Alva dan mengelus rambutnya.

"Jangan lama loh" Cebik Alva.

Bunda papa pun keluar ruangan menyisakan mereka berlima saja.

"Dek serius lo gpp? Tangannya banyak lebam gue liat badan lo coba pasti lebam juga".

" Lah ngapain sih kak gausahlah inimah nanti juga ilang sendiri. Santailah"

"Ck.. Gue kan khawatir sama lo".

" Urusin noh cowo posesif lo" Sarkasnya.
"Ck mulut lo bisa gak gausah ngomong itu, kalo bunda papa tau kena omel lagi gue apalgi kalo tau dia agak kasar sama lo" Cebik tania sambil menutup mulut Alva.

"Lagian kak lo bisa²nya punya cowo kayak gitu mana cemburu gatau tempat dan kondisi lagi " Sahut zega.

"Iya issh kalo aruni sih kayaknya ntar dulu deh" Dengan muka ilfil nya

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang