S-69

327 28 10
                                    

"Alva" Ucap bunda ketika membuka kamarnya yang masih ada zega aruni dan nayla yang masih setia menemani Alva.

"Bunda" Ucap mereka pelan dan sedikit terkejut dengan kedatangan bunda, pasalnya ini masih jam kerja belum waktunya bunda pulang.

"Bun, tenang dulu yaa. Alva juga baru aja tidur " Aruni menuntun bunda duduk disisi kasur Alva.

"Bunda kok udah pulang? Kan masih jam kerja?" Tanya zega.

"Tadi bi sumi telpon bunda katanya Alva sakit makanya bunda buru² pulang. Kenapa kalian gak kasih tau bunda?" Melirik satu persatu sahabat anaknya itu.

"Maaf bun tadi kita gak sempet kasih tau bunda. Kita juga tadi panik pas di kampus dan cepet² bawa Alva pulang" Jawab zega.

"Alva kenapa ze.. Arr.. Nay?".

Aruni pun menceritakan detailnya kepada bunda.

" Bun, sebenernya Alva kenapa? Ini udah berulangkali dia kayak gini. Apa bunda sama papa gaada niatan buat periksa kondisi Alva? Tanya nayla Hati-hati.

"Yaa kan kalian tau sendiri dari kecil Alva emang sesering itu sakit, itu cuma kecapean aja telat makan juga. Kalian tau sendiri juga kan dia sesusah apa buat dibujuknya? Dia gamau terlihat gak baik-baik aja sama orang-orang sekelilingnya, dia juga gasuka buat dikasihani. Jadi bunda papa gamau maksa dia juga, kami cukup untuk selalu mastiin dia baik-baik aja" Ucap bunda tersenyum kearah mereka.

"Tapi bun, kita takut Alva kenapa²" Jawab aruni lesu.

"Bantu bunda sama papa jagain dia yaa, Alva pasti baik-baik aja. Kita harus terus berpikir positif supaya energi yang kita transfer ke Alva juga jadi energi yang baik" Bunda menenangkan mereka padahal hati bunda sendiri rasanya tak karuan, namun bunda tak mau kalau mereka harus tau sekarang. Alva juga yang memintanya untuk tetap merahasiakannya.

"Kita gamau liat Alva sakit² terus bun, kita pengen liat Alva sehat terus biar bisa sama kita terus banyak wishlist yang belum kita wujudin bareng²" Ucap Aruni zega dan nayla pun juga sudah berkaca-kaca.

"Hei, jangan sedih yaa nanti kalo Alva liat dia pasti marah" Bunda mengelus tangan mereka satu persatu.

Mendengar lenguhan dari Alva, mereka buru-buru mengusap airmata yang sebentar lagi akan turun itu.

"Bun" Panggilnya ketika melihat keberadaan bundanya saat ia membuka matanya.

"Sayang.. Udah bangun dek?" Bunda mengusak rambut hitam Alva. Dan ia menganggukan kepalanya.

"Kok bunda udah pulang? Emang ini jam berapa?" Alva melihat layar handphone nya. "Harusnya kan bunda masih 2jam lagi pulangnya ini masih jam 3 loh bun". Kini Alva bersandar dikepala kasur.

" Iya tadi bi sumi telpon bunda katanya kamu sakit makanya langsung pulang".

"Ish siapa yang sakit sih orang aku gpp lebay banget" Cebik Alva.

"Huss gaboleh bilang gitu ah, namanya juga khawatir. Lagian bunda juga selalu kasih pesen sama bi sumi kok buat kasih info ke bunda kalo ada apa² dirumah".
Alva berdecak sebal memanyunkan bibirnya.

" Gausah manyun² gitu mulut lo! Gua iket mau! " Sambar zega.

"Apaansih lo".

"Idih tadi aja melas sekarang jutek" Gerutunya.

"Berisik. Lo juga sama aja lebay kayak bi sumi". Cibir Alva.

" Bun, boleh gak tangan zega melayang ke mukanya dia?" Menatap tajam kearah alva.

"Boleh mau yang kiri atau kanan ze?" Bunda mengangkat alisnya jahil.

"Dua-duanya boleh"zega memasang mukanya jahilnya.

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang