S-60

341 18 2
                                    

Tiba waktunya, hari dimana kontes nyanyi berlangsung. Semuanya sudah bersiap dibelakang panggung. Danil tama Rahman sudah siap dengan style nya, Hellen dan laras pun sama, zega sedang membantu mengikat baju lengan nayla , aruni pun sudah siap dengan diman mereka sedang duduk berdua sambil memetik gitarnya , Adit tania pun sama mereka bergantian bersenandung mengkroscek lagu yang akan dibawakan sedangkan Alva baru saja sampai dengan napasnya yang masih tersengal.

"Al.. Lo kemana aja sih kita udah rapih semua loh ini" Ucap danil

"Sorry bang gue telat, tadi macet"

"Kan lo pake motor bisa nyalip, alesan aja"

"Maksudnya macet ditempat tidur bang" Alva terkekeh dan yang lain menatapnya malas.

"Cepet ganti cil" Titah tama

"Ruang gantinya sebelah mana?" Alva masih terlihat santai

"Noh yang pojok" Tunjuknya. Heran gue slowmo banget tuh anak . Gumam tama melihat Alva sedikit berlari kearah ruang ganti.
Tak lama ia pun selesai dan kembali bergabung dengan yang lain.

"Hei masa mau tampil rambut lo acak-acakan gini sih. Sini gue rapihin lo bawa sisir sama minyak rambutkan?" Tanya laras sambil merapihkan rambut Alva.

"Perhatian banget lo. Yakin suka anak kayak gini?" Ucap Tania dengan senyum remehnya.
Alva hanya diam saja tak merespon apapun.

"Dia anak baik kok, cuma mata lo aja yang ketutup sama cinta toxic lo!" Sarkas laras.

"Anak nyusahin kok di Bela-belain yang ada makin besar kepala" Kini tania menyilangkan kedua tangan di dadanya.

"Ini kak minyak rambutnya tapi gue lupa gabawa sisir" Alva mengabaikan omongan kakanya dan mengalihkan obrolan.

"Ada nih punya gue, pake aja cil" Tama menyodorkan sisirnya. "Gak ah, sisir lo ada kutunya tuh" Ledek Alva. "Sialan" Umpat tama.

"Yaudah jadi lo mau pake punya tama apa punya gue?". " Punya lo aja ah kak, ogah gue pake sisir itu nih liat nih eewhh berminyak banyak kotorannya" Nyinyir Alva.

"Wahh emang cari ribut nih bocil" Tama menggulung baju lengan panjangnya drama mau sok²an ribut. "Sini lu, mau gue pukul bagian mana hah! Nih sisir legend asal lo tau turun temurun dari buyut gue".
Laras tetap melakukan tugasnya menata rambut Alva membiarkan perdebatan keduanya namun ada sorot mata tajam yang tak suka melihat laras melakukannya namun karna ada kekasihnya jadi dalam diam² saja ia memperhatikan itu.

Alva berdecih " Pantesan aja ampe berkerak gitu. Dan terdengar gelak tawa dari yang lain.

"Kann emang monyet nih bocil" Tama mengusak rambut yang sudah ditata rapih oleh laras.

"BAANGGG..."

"TAMAAAA"

"gue rasa lo yang monyet disini yaa, gue baru aja selesai bikin rambut dia rapih dan memukau lo malah malah seenak jidat ngerusak gitu aja" Dumel laras sambil terus memukul lengan Tama.

"Aduhh sakit laras!! Gue gak sengaja. Itu spontan aja karna nih anak nyebelin" Gerutunya.

"Uhuyy" Alva malah membalas dengan jokesnya.

"Gak sengaja mata lo! Kan lo liat daritadi gue disini" Cebik laras masih kesal.

"Yaudah maaf².. Ish gara² lo sendiri padahal ya cil malah gua yang salah kan". Alva hanya menjulurkan lidahnya meledek.

" Eughhhh" Tama meremas kedua tangannya kesal namun tak bisa berbuat lebih yang ada malah ia yang dapat bogeman dari laras.

"Alva lo juga diem!" Bentak laras.

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang