Beberapa hari berlalu, kini hari libur aruni sedang bermain dirumah Alva dan janjian sama zega juga namun zega akan menyusul saja katanya ia akan pergi dulu bersama nayla seperti hari libur biasanya yang ia habiskan waktunya untuk qualitytime sama nayla.
"Alvaaaa" Teriak aruni yang sudah menuju kamar Alva. Ia masuk begitu saja setelah izin kepada bunda Alva.
"Al jangan mentang² ini hari libur yaa lo masih tidur jam segini" Omelnya sambil menyingkap gorden agar cahaya matahari masuk lalu ia menarik selimut Alva secara kasar.
"Al ayo bangun gak! Katanya mau main seharian dikamar lo hari ini" Kali ini aruni mengguncang² tubuh Alva namun ia masih tetap saja tak bangun.
"Al ayolah susah banget sih lo bangun tidur doang kek kebo bener. Cepet bangun gak! Kalo lo gak bangun gue siram yaa pake air seember" Ancamnya.
"Ck.. Arr gue masih ngantuk" Ucap Alva dengan suara seraknya matanya masih terpejam.
"Ngantuk? Lo liat ini udah jam berapa? Jam 10 Al. Buru mau gue siram atau buka mata lo sekarang juga!".
" Matanya gamau kebuka arr.. Masih nempel nih lengket banget susah bukanya".
"Jangan alesan lo! Bener² yaa gue itung sampe 3 kalo gabangun jangan tantrum yaa kalo kasur lo bantal selimut serta perintilannya basah semua.. Oke 1...2..2,5..... Tiii
" Iyaiya ini gue bangun nih lo liat gue udah duduk kan" Memang Alva sudah mendudukkan dirinya tapi matanya masih tetep merem.
"Lo cuma duduk doang tapi mata lo masih aja merem nyet" Kesal aruni.
"Usap dulu matanya biar bisa kebuka" Rengeknya.
"Gausah modus lo".
" Yaudah gamau buka mata".
"Gue siram lo".
" Yaudah makanya usap dulu matanyaaa"
"Anjirr kenapa manja banget sih nih anak. Yaudah sini tapi lo gausah macem² yaa gua tonjok lo".
" Iyaa masa cowo good boy gini macem² sih" Dengusnya.
"Awas aja lo kalo sampe berani!" Aruni pun duduk dikasur Alva dan perlahan mengusap kedua mata Alva pelan.
"Bangun tidur aja lo secakep ini alvaaaa" Aruni menatap wajah Alva penuh kagum.
"Tuh udah , cepet buka matanya jangan kebanyakan alesan lo" Cebiknya.
"Makasih aruniii" Kini Alva sudah membuka matanya dan tersenyum manis kepada aruni. Aruni mencoba menahan rasa saltingnya.
"Bangun tidur aja mesti drama dulu heran gue. Untung bunda lo sabar banget yaa ngadepin dan punya anak kek lo".
"Bunda siapa dulu dong" Jumawanya.
"Ya bundanya kak tania lah" Ucap aruni spontan.
"Ck kenapa sih harus bilang gitu" Alva memberengut.
"Loh kan emang bener kali. Kan anaknya bunda ada 2 . Kak tania sama lo. Salahnya gue dimana?".
" Tau ah bodoamat " Alva ngambek memalingkan wajahnya.
"Jangan ngambek dong kek anak perawan aja lo".
" Oh kalo cowo gaboleh ngambek?".
"E-engga juga sih" Aruni merutuki dirinya karna salah ngomong lagi Alva baru bangun tidur dan masih sensitif .
Alva memilih diam saja.
"Al jangan ngambeklah. Iya sorry gue salah" Aruni memegang tangan Alva.
"Gue gasuka".
KAMU SEDANG MEMBACA
Seandainya
Teen FictionTerlalu sulit untuk mempercayai manusia lain. Setidaknya berdiri diatas kaki sendiri lebih baik.
