S-86

316 38 2
                                    

Semenjak kepulangannya dari rumah sakit , kini alva menjauhkan diri dari semuanya. Sifatnya berubah menjadi lebih dingin, selalu menyendiri, tak ada senyuman dari sudut bibirnya lagi. Kekecewaannya terhadap dirinya sendiri, kepada kedua orangtuanya yang terus membujuknya memaksa untuk kemo, tania yang selalu berusaha berbuat baik padanya serta kekecewaannya terhadap aruni, ia tak masalah terhadap temannya yang lain hanya saja tatapan kasihan dari sorot mata mereka melihat alva lemah membuatnya tak menyukai itu. Ia merasa tak berguna ketika terlihat tak baik-baik saja didepan mereka.

Ia akan pergi ke kampus diantar oleh supir bundanya dan akan dijemput juga ketika ia pulang. Yaa,bunda dan papa nya melarang alva membawa kendaraan sendiri sementara. Selama ia kembali masuk kampus, ia tak pernah untuk sekedar mampir ke kantin ataupun pergi ketempat biasa ia singgahi sendirian.

Seperti saat ini, ia malah melipir ke gedung belakang kampus tempat yang biasa ia kunjungi ketika sedang kalut dan kepalanya berisik. Alva seperti menemukan ketenangannya ketika sendirian. Ia tak lagi peduli bagaimana dengan teman-temannya.
Alva hanya duduk di kursi panjang yang tersedia, menaikan kedua kakinya dan memeluk kedua lututnya, pandangan matanya melirik ke setiap sudut pepohonan didepannya dan hanya helaan napas pelan yang terdengar.

"Masih bisa gak yaa gua liat kayak gini lebih lama? Masih bisa gak yaa gua liat burung-burung itu terbang bebas di awan, kupu-kupu yang menari-nari, hembusan angin yang sejuk, hujan , matahari terbit dan terbenam. Bergantinya siang malam" Hanya senyum getir yang terlihat itupun sangat tipis sekali.

"Masih bisa ga yaa liat temen-temen, nanti mereka bakal wisuda, mereka bakal sibuk kerja,mereka bakal jadi apa yaa nanti. Bakal nikah sama siapa dan punya anak berapa secakep apa. Semoga mereka selalu sehat dan baik-baik aja. Huhh" Matanya berkaca-kaca mengingat kenangan² yang terlintas saat bayangan kebersamaan mereka.

"Bunda papa kak tania kalian juga harus selalu bahagia yaa, nikmatin hidup kalian, selama ini kalian pasti cape jagain aku, rawat aku, merelakan waktunya buat aku. Kalian penghuni dunia aku jadi kalian harus selalu baik-baik aja yaa jangan sedih-sedih. Aku bakal selalu ada buat kalian meski emang aku tak terlihat lagi. I miss you..

"Mungkin gue salah bahkan sangat salah bersikap kayak gini, tapi disisi lain gue gamau terlihat lemah dan dikasihani, gue pengen dilihat normal kayak yang lain, gue pengen bebas. Gue tau kalian khawatir sama gue, tapi gue juga pengen nikmatin sisa hidup gue tanpa paksaan dan rasa belas kasih dari orang-orang karna kondisi gue. Maaf kalo sikap gue nyakitin kalian. Maaf.." Alva menundukkan kepalanya memejamkan matanya.

Semua yang Alva bicarakan itu terdengar oleh telinga aruni segala dan nayla. Yaa, mereka memang selalu memantau Alva dari jauh saja karna mereka juga tak mungkin terus-terusan memaksa kehadiran mereka didepan Alva.

Mereka tau, Alva pasti gaakan suka jika ia tau kalau semua yang dia lakukan terlihat dan terdengar oleh yang lain. aruni sudah berderai airmata, zega dan nayla juga sama murungnya. Untuk saat ini mereka memang membiarkan Alva sendiri dulu memberinya waktu untuk merenung dan menenangkan dirinya.

Mereka juga tak kalah rindunya pada alva. Apalagi selama ini setengah hidup mereka selalu ada alva di dalamnya. Mereka rindu kerandoman alva, rindu ocehannya yang asbun, rindu kemanjaannya, rindu rengekannya tiap saat. Namun itu sudah tak terlihat lagi sekarang hanya terlihat alva yang dingin dan pendiam.

Ketika dirasa sudah puas sendirian disana, alva segera bangkit dan bergegas menuju kelasnya. Disaat itu pula aruni zega dan nayla buru-buru pergi dari sana. Mereka berlari menjauh sebelum alva melihat keberadaan mereka.

"Arr.. Nay.. Alva kayaknya bakal cabut dari sana ayo kita cepetan cabut juga ntar ketauan berabe" Ucap zega pelan seperti orang bisik-bisik.

Aruni yang sedang menangis pun langsung menyeka air matanya dengan kasar " Ahh ayo cepet kita lari jangan sampe dia liat ze , nay" Aruni menarik tangan zega dan nayla.

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang