13

2.6K 46 1
                                    

Saat ini Raka sedang menunggu Hana untuk lari pagi di taman dekat apartemennya, sambil melakukan pemanasan, Raka terus berteriak memanggil istrinya yang belum keluar kamar sedari tadi.

"Sayang cepetan" teriak Raka sudah bosan memanggil istrinya yang lama.

"Ih bentar ga sabaran banget" Hana keluar sambil mengikat rambutnya.

"Ya kamu dari tadi ga keluar keluar, keburu siang ntar kulit kamu bisa merah merah kalo kepanasan" khawatir Raka karena Hana mempunyai kulit yang sensitiv.

"Yaudah ayo" ajak Hana.

Saat dirinya mulai melangkah tiba tiba Raka mengambil tangannya untuk di genggam.
"Biar ga ilang"

"Emangnya aku anak kecil bisa ilang"

"Ya siapa tau istri gue kan cantik, takutnya di ambil orang" ucap Raka sambil terus menggandeng tangan Hana menuju taman.

"Ko, jadi gue lagi, udah bagus aku kamu" protes Hana.

"Abisnya ga biasa Na, gini dulu aja kali yah, ntar aku kamu nya kalo kita udah punya anak" ucapnya, karena jujur saja dia kurang nyaman kecuali dengan orang tuanya karena sudah terbiasa sedari kecil.

Deg

Jantungnya seakan berhenti berdetak untuk sesaat mendengar ucapan Raka.

Apa Hana tidak salah dengar, apa di masa depan Raka menginginkan anak darinya, apa pemikiran tentang Raka yang akan meninggalkannya dan kembali bersama Alma, tidak akan terjadi.

"Hei kenapa ko malah diem" tegur Raka melihat Hana yang berhenti berjalan.

"Ehh gapapa, yaudah ayo lanjut lagi"

"Jadi gimana?" Tanya Raka.

"Gimana apanya?"

"Soal panggilan aku kamu, sayang"ucapnya sambil mencubit kecil hidug mancung Hana.

"Aku sih gimana nyamannya kamu aja, tapi coba ubah pelan pelan aja biar nanti jadi terbiasa" jawab Hana.

"Siap cantik, ntar malem jalan yu"

" jalan kemana?" Tanya Hana, tumben suaminya ini bertanya terlebih dahulu biasanya langsung berangkat saja.

"Rahasia, tapi sebenernya gue bukan nanya cuma ngasih tau" terang  Raka

"Kalo gitu ngapain nanya ganteng"

"Kamu kalo di kasih tau dadakan suka ngaret, jadi kasih taunya sekarang aja biar ga ke maleman"

"Mmm iya deh"

"Nanti larinya satu puteran aja terus langsung istirahat" perintah Raka, setelah keduanya sampai di taman.

Hana hanya menganggukan kepalanya.

Awalnya Hana berlari bersama Raka mengelilingi taman namun langkah kecilnya tertinggal Raka, membuat Hana memutuskan untuk duduk di kursi yang ada di taman menunggu Raka.

"Mau minum?"

Saat dirinya melihat sekeliling taman, tiba tiba seorang pemuda seumuran dengannya datang menawarkan minuman.

Saat dirinya melihat sekeliling taman, tiba tiba seorang pemuda seumuran dengannya datang menawarkan minuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana hanya melihat orang tersebut tanpa mengambil minuman yang di tawarkan oleh orang asing di depannya.

"Ga ada racunnya tenang aja, nih ambil, btw gue numpang duduk" ijinnya setelah mendudukan dirinya di kursi sebelahnya.

"Makasih" ucap Hana sambil mengambil minuman yang di berikan pria di sebelahnya.

"Gue Daren, nama lo siapa?" Tanya seseorang di sebelahnya.

"Hana" ucapnya singkat, merasa kurang nyaman dengan orang yang mengajaknya berkenalan.

RAKHANA [END] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang