Lowkey

1.2K 140 5
                                    


"Aduh kenyangnya" ucap Ninda dengan riang. Setelah menghabiskan satu slice pizza yang mereka beli di salah satu toko di perjalanan, gak lupa sama beer kaleng yang dia pegang di tangan kiri, yang isinya hampir habis.

Tenang aja, mereka masih punya tiga kaleng lagi yang belum tersentuh.

Sementara Gisella cuma natap Ninda dengan canggung, sambil mencoba menghabiskan sisa beernya. Setidaknya dia butuh sedikit alkohol dalam tubuh untuk mencoba rileks dari kejadian beberapa menit yang lalu. Gisella mengakui kalau di cupu.

"Lo yakin gak makan?"

Gisella menggeleng sembari membuang muka, dia sudah menjelaskan di awal kalau masih kenyang, toh tadi sore udah makan bareng kolega kan?

Ninda mengangguk pelan, lalu ikut membuang pandangannya ke bawah, menatap jalanan lenggang namun cukup ramai pejalan kaki di kawasan Albertina Museum.

Ingatan di kepalanya tertuju pada scene di film favoritnya, Before Sunrise. Dimana Jesse dan Celline saling bertukar cerita, persis di tempat yang mereka tempati sekarang.

Ninda selalu suka hal romantis, bahkan waktu pertama kali nonton film itu, dia bercita-cita untung mengunjungi tempat ini bersama kekasih hati, rada gak nyangka juga sih kalau bakal kesini bareng sosok Senior yang sempat dia paling hindari di kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ninda selalu suka hal romantis, bahkan waktu pertama kali nonton film itu, dia bercita-cita untung mengunjungi tempat ini bersama kekasih hati, rada gak nyangka juga sih kalau bakal kesini bareng sosok Senior yang sempat dia paling hindari di kantor. Toh cara kerja semesta memang selalu aneh!

Entah kenapa pikirannya kembali tertuju sama adegan hampir ciuman di bioskop tadi, bikin pipinya jadi memerah lagi.

"Lo sakit? Apa kebanyakan minum?" Tanya Gisella yang sadar menangkap hal barusan tanpa sengaja,

Ninda masih diam, enggan menjawab. Ia melangkah dua kali untuk mempersempit jarak nya dengan tubuh Gisella, lalu menarik lengan gadis itu untuk dia peluk.

"Kayaknya gue mulai nyaman deh senderan di lengan lo, bikin ngantuk"

"Oh, lo mau balik aja? Ayoo, udah kemaleman juga" ujar Gisella tak peka, memang sih jam terbang dalam pacaran bisa mempengaruhi kualitas kepekaan seseorang, seumur hidupnya dia baru menjalin hubungan satu kali.

Sementara Ninda cuma ketawa pelan, agak lucu sama respon kikuk barusan. Dalam hati dia bertaruh kalau Gisella ini jarang skinship sama orang lain, baru di peluk dikit aja udah tegang gitu.

"Gamau ah, gue tuh dari jaman sd suka penasaran sama tempat ini, lo pernah nonton film Before Sunrise gak, kak?"

Gisella mencoba mengingat potogan memori di kepala nya, sejujurnya dia tau persis dimana dan darimana tempat ini berasal. Itu salah satu film favorite mami, yang selalu mereka tonton di minggu pagi berdua. Bahkan dia cukup hafal sama beberapa dialog iconic di film tersebut.

Pretend LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang