Trauma?

661 66 5
                                    


Sejak kepulangan dari kediaman Ninda malam itu, Gisella tak pernah menampakan batang hidungnya lagi. Bahkan, sudah terhitung hampir dua minggu, perempuan yang menjabat sebagai manager itu absen dari kegiatan kantor.

Tentu membuat segudang pertanyaan di kepala semua orang, Gisella yang terkenal workaholic itu baru kali ini ambil cuti yang terbilang cukup panjang di sepanjang karirnya.

Gisella terlalu murung beberapa hari ini, bahkan dia punya seribu alasan untuk tak bertemu Ninda.

Ia banyak menangis, bahkan mengurung diri di kamarnya, meski dalam beberapa hari ini dia selalu menginap di rumah ibu nya. Setidaknya, pergi sementara dari apartemen yang terlalu berbau Ninda adalah cara yang tepat untuk menenangkan diri.

"Udah di minum, obatnya?" Tanya sang mami, tepat setelah mengetuk pintu kamar, sembari meletakan beberapa potongan buah di nakas, di samping kasur.

Gisella mengangguk patuh, ia secara rutin meminum obat dari dokter pribadi keluarga nya sejak ia kecil, sebab ia punya gangguan panik.

Ia menggeser posisinya untuk mendekat ke arah sang ibu, lalu merengkuh tubuh perempuan setengah baya itu. Satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki.

"Yang kuat, nak. Kamu harus bisa lawan rasa takutmu, mami yakin, kamu bisa pulih" ujar perempuan yang lebih tua itu, yang ikut membalas pelukan, sembari menciumi dahi putri semata wayangnya.

Gisella mengangguk patuh, bahkan dalam beberapa hari ini dia begitu menjadi anak yang penurut. Ia juga rutin untuk pergi ke terapis, untuk mengobati trauma batin nya. Meski dia sendiri pun tak yakin, kalau tak ada jalan untuk segala luka dalam itu pergi.


Flashback

Gisella kecil, termasuk anak yang menempuh pendidikan di jalur homeschooling. Tak banyak alasan, ibu nya terlalu sibuk mengurus butik dan menjadi tulang punggung keluarga, jadi tak punya waktu untuk sekedar antar jemput, bahkan mengurus administrasi yang bersifat remeh temeh.
Tetapi, berhubung sebentar lagi ia akan lulus, ibu nya berinisiatif memasukan Gigi ke sekolah swasta, tepatnya saat ia menginjak kelas lima. Meski dia terhitung telat satu tahun dari angkatannya.

Nyatanya kehidupan di sekolah jauh lebih menyenangkan, Gigi mudah berbaur dengan siswa lelaki, sebab ia tak perlu banyak bicara, hanya bermain bola atau berlarian di sepanjang lorong sekolah. Dia suka suasana di sekolah. Meski masih terlalu canggung untuk bersosialisasi. Gigi tak terlalu jago mencari topik obrolan. Dari balita ia sempat mengalami speech delay.

Ada satu anak, yang cukup populer di kelas, siswi berambut panjang sepinggul itu selalu mengikat rambutnya bergaya ponytail, lengkap dengan pita merah muda yang selalu bertengger di lehernya. Semua anak di sekolah suka sosok Anin, dia periang dan pandai bergaul, tutur katanya juga lemah lembut. Anin juga pandai bernyanyi dan pintar matematika, semua anak di kelas terlalu memuja sosoknya. Si selalu menerima peringkat satu sejak kelas satu.

Namun, tampaknya Anin gak begitu suka sama anak baru bernama Gigi itu. Bukan tanpa sebab, perhatian anak lelaki sebagaian terbagi ke Gigi. Perempuan dengan gigi busuk di bagian bawah itu juga tampak sombong, tak mau berbaur dengannya. Anin benci ketika ada seseorang mengabaikannya. Itu sebabnya, Anin suka menganggu Gigi. Meski Gigi tak segan-segan untuk melawan. Toh, Gigi tipikal anak perempuan tomboy pemberani.

Rasa iri itu memuncak, saat Guru-guru di kelas mulai membicarakan ibu dari siswi baru itu. Apa hebatnya dia, pikirnya. Terlahir dengan keluarga cemara, dan sempurna, buat Anin jadi besar kepala. Dia tak suka atensi orang lain lari, terutama anak bernama Gigi itu tampak tak bersahabat dengannya.

Satu ide terlintas di kepala nya saat itu, ia dengan sengaja memasukan kotak pensil mahal bermotif Cinderella kesayangannya, ke dalam tas Gigi.

Anin menangis histeris, mencoba mencari kotak pensil paling mahal itu ke seluruh penjuru kelas, sontak seluruh sekolah heboh dengan kasus kehilangan pertama kali di sepanjang tahun sekolah ini berdiri. Toh, Sekolah ini terkenal paling terakreditasi dan berdedikasi melahirkan siswa siswi terpilih.

Pretend LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang