Bab 9

35 2 7
                                    

Sebenernya aku nggak mau update, tapi tanganku gatel, wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenernya aku nggak mau update, tapi tanganku gatel, wkwk.

...

Usai mengajar di salah satu kelas, Ridan yang hendak menuju ruang guru tak sengaja melihat Pipit dan Krisna sedang berdebat di depan pintu ruang kepala sekolah. Ia lantas mendekat sambil terus memperhatikan keduanya.

"Pokoknya kalau Atan kenapa-napa, lo yang tanggung jawab!" hardik Krisna, kesal karena tidak bisa mendengar bagaimana Atlan disidang di dalam sana akibat ketahuan merokok di area sekolah.

(Baca "Steal Him" karya dasxzry)

Dahi Pipit berkerut, matanya melebar tak terima. "Kok gue?"

"Kan, lo yang udah cepu ke Pak Arga!" sungut Krisna seraya mendekatkan telinganya ke daun pintu.

"Kan, lo yang nyuruh!" Pipit menolak disalahkan.

Krisna melirik sinis. "Salah siapa nurut?"

Mulut Pipit ternganga sambil mendengkus tak percaya. Ekspresi kesal tampak jelas di wajahnya.

"Vitra, Krisna. Kalian ngapain?" Ridan mengakhiri aksi tak jelas keduanya.

Pipit terhenyak. Tubuhnya reflek berbalik dan mendapati Ridan yang sudah berdiri di belakang mereka.

"Kamu nanyeak?" Krisna menyahut tanpa menoleh, kembali menempelkan telinga untuk mencuri dengar apa yang terjadi di balik pintu.

Mata Pipit melebar mendengar respon nyeleneh Krisna. Ditepuknya bahu cowok itu dengan cukup keras, membuat Krisna menggeram kesal dan menatap sengit ke arahnya.

"Apa, sih?" tanyanya ketus.

"Belakang lo," bisik Pipit hampir tanpa suara, sambil menggerakkan kepalanya agar Krisna menoleh ke belakang.

Melihat Pipit yang tampak takut-takut, Krisna akhirnya berbalik. Jantungnya nyaris berhenti karena terkejut mendapati Ridan sedang menatapnya.

"Eh ... Pak Ridan," sapa Krisna sambil meringis dan meraih tangan pria itu untuk salim.

Ridan menatap mereka bergantian. "Kalian ngapain di sini?"

"A-Anu, si Pipit mau melaporkan diri." Krisna menjawab cepat. Tanpa dosa, jarinya langsung mengarah ke Pipit. "Dia habis ngintip cewek di toilet, Pak."

Mata Pipit membola. "Eh! Setan banget mulut lo, ya!"

Tangan Pipit hampir terangkat untuk menjitak kepala Krisna, tapi cowok berbadan besar itu justru berlari ke belakang Ridan untuk mencari perlindungan.

"Dia ini mau masuk ke ruang kepala sekolah, tapi malu-malu, Pak," adu Krisna lagi.

Teman bajingan!

Secretly Looking at You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang