Epilog

39 2 5
                                    

Akhir tapi bukan akhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir tapi bukan akhir ....

🔸🔸🔸

Anya: Apin, apa kabar?

Apin: Baik, Nya. Lo sendiri?

Anya: Aku juga baik.
Anya: Bagaimana keadaan Pian? Apa ada perkembangan?

Apin: Masih belum sadar. Gue berharap dia cepet sadar. Rasanya sepi banget. Apalagi Pipit sekarang jadi aneh.

Anya: Aneh bagaimana?

Apin: Dia nggak secerewet dulu. Lebih banyak diem. Kadang-kadang masih julid, tapi udah jaraaang banget. Sekalinya julid, dia langsung minta maaf.
Apin: Apa gara-gara amnesia otaknya jadi bermasalah? Atau dia lagi kemasukan setan penunggu sekolah yang kehilangan tempat tinggal?

Anya tersenyum membaca pesan Apin yang berisi keluhan. Tangannya mengetik pesan balasan, meminta Apin bersyukur karena Pipit berubah jadi lebih baik.

"Hei."

Panggilan itu membuat Anya yang sedang menghadap meja belajarnya memutar kursi, menghadap pada Karl yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Mau jalan-jalan?"

Anya menyipitkan mata, curiga. Tak biasanya Karl bersikap seperti itu.

"Nggak mau? Ya udah." Karl berbalik, tak mau repot menawari untuk kedua kali.

Anya buru-buru menyambar jaket yang tergantung di belakang pintu, lalu mengejar Karl yang sudah membuka pintu depan. "Ikut!"

Karl berjalan lebih dulu. Keluar rumah yang langsung disambut embusan angin dingin. Ia langsung menenggelamkan kedua tangan di masing-masing saku jaket tebalnya. Anya yang menyusul di belakang langsung menggamit sebelah lengan Karl, merapatkan diri agar tetap hangat.

"Mau jalan-jalan ke mana?" tanyanya, sedikit mendongak untuk menatap wajah Karl yang kini sedikit memerah karena udara musim gugur.

"Grocery."

"Kamu mau memasak?"

"Frikadellen."

Anya bergumam senang. Membuat Karl tersenyum tipis.

"Kamu boleh beli yang lain."

Anya kembali mendongak, menatap tak percaya pada kalimat yang baru saja lelaki itu ucapkan.

"Nggak mau? Ya udah." Lagi, Karl tidak mau berbasa-basi.

Anya mendecak, menatap ke depan sambil terus memeluk sebelah lengan Karl. "Tidak biasanya kamu baik."

Karl tidak langsung menjawab. Ia melirik sebentar pada Anya, sebelum kembali menatap jalanan di depannya. Sejak kembali pulang, Anya tidak banyak bicara. Gadis itu bahkan tidak protes, selalu menurut setiap dilarang keluar rumah. Hal yang tak pernah gadis itu lakukan sebelum kabur ke Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secretly Looking at You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang