Salah publish part, wkwkwk
Harusnya ini dulu.
Kalau kepo siapa Ucup, bisa baca "Steal Him" karya dasxzry.
🔸🔸🔸
Pian menunggu di kursi luar. Membiarkan ketiga temannya membawa Atlan masuk dalam rumah dukun untuk diobati.
Matanya menyusuri bangunan mewah rumah Mbah Slamet, sang dukun. Bertanya-tanya, sehebat apa dukun yang mereka datangi hingga bisa menghasilkan uang untuk membangun rumah semegah itu.
Mereka mendapatkan informasi tentang Mbah Slamet dari Ucup--teman, sekaligus musuh bebuyutan mereka sejak balita. Ucup bilang, Mbah Slamet super sibuk, hingga untuk bertemu saja mereka harus menanyakan kesediaan si dukun dulu. Namun, sejauh mata Pian memandang, halaman depan rumah dukun itu tampak sepi. Tak ada sedikit pun kegiatan perdukunan yang terlihat. Anehnya lagi, saat Pipit mengirim pesan pada Mbah Slamet, si dukun langsung mengirim alamat rumahnya, tanpa tunggu lama.
Sibuk apanya?
Tak lama, pintu yang berada di sebelahnya terbuka. Pian melihat Ucup tiba-tiba muncul dari dalam sana.
"Loh, Cup? Kok lo di sini juga?" tanya Pian dengan raut bingung.
"Ini rumah gue, Bego!" Ucup menjawab dengan nada ketus seraya pergi begitu saja.
"Oh," sahut Pian dengan kening berkerut, mencoba mencerna apa yang tengah terjadi sambil menatap Ucup yang berlari menjauh.
"Pian bego!" sentak Pipit yang muncul di belakangnya. "Kenapa dilepasin, woi?"
"Emang kenapa?" Pian tak mengerti.
"Dia yang nyamar jadi dukunnya!" sahut Apin dengan raut kesal.
"Hah? Serius lo?" Pian menoleh ke arah Ucup yang sudah pergi melewati gerbang tinggi depan rumahnya, lalu kembali menoleh pada teman-temannya. "Kejar, anjir! Ngapain diem aja, sih?"
Pian, Apin, dan Pipit bergegas mengejar Ucup sampai ke jalan raya, tapi cowok tengil itu sudah hilang entah ke mana.
"Saya kira kita sahabat."
Ucapan itu membuat ketiganya praktis menghentikan langkah, menoleh pada Atlan yang berdiri tak jauh di belakang mereka. Hampir terlupa pada alasan yang membawa mereka datang ke tempat itu.
Apin menghampiri Atlan dengan raut bingung. "Kenapa lo ngomong kayak gitu?"
Atlan menghela napas berat, terkekeh kecil seakan sedang mencemooh. "Nyatanya kalian tidak mengenali saya. Sikap saya berubah bukan karena kesurupan. Ada hal lain yang mengganggu pikiran saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Looking at You (END)
Lãng mạn"Ich liebe dich, Bapak Ridan." Tanpa malu, Anya mengucapkan hal itu. Ridan yang mendengarnya dibuat tertegun. Pasalnya, gadis remaja itu mengucap kata cinta padanya--guru yang memiliki perbedaan usia nyaris 20 tahun. "Dia lagi latihan buat drama...