** * **
Jam pelajaran telah berjalan dari 30 menit yang lalu dan benar saja jika hari ini ada murid baru pindahan dari kota sebelah. Murid itu bernama Azira Syafika memiliki rambut panjang serta berwarna kulit sedikit gelap.
Azizi yang duduk di sisi kanan bersebrangan dengan Ira pun sudah berkenalan sekadarnya. Biasanya Azizi sangat ceria menyambut siapapun. Namun, kali ini karena perasaannya sedang hancur maka ia belum bisa seaktif biasanya.
Lily yang mengetahui jika Azizi masih dalam keadaan tidak baik-baik saja pun hanya bisa membiarkannya saja. Nanti juga akan kembali seperti semula.
"Li, nanti aku pulang sama kamu boleh enggak?"tanya Azizi dengan suara kecilnya agar tidak mengganggu teman-temannya yang lain.
Lily menolehkan kepalanya kearah Azizi dan menaikkan satu alisnya, "Emang dibolehin sama orang tua kamu?"tanya Lily yang sangat paham jika Azizi cukup dijaga ketat oleh kedua orang tuanya. Sekalipun Azizi pergi main sudah pasti harus ada dirinya.
"Nanti aku telpon Bunda."
"Kalo gak dibolehin?"
"Telpon Papa."
"Kalo gak dibolehin juga?"
"Kabur ajalah."
Lily menggeleng pelan, "Gak boleh gitu, coba diomongin dulu sama Bunda. Kamu tuh perlu ngobrol sama mereka."nasihat Lily seperti orang yang benar, padahal dirinya juga tak beda jauh dari Azizi.
"Males, aku udah kecewa berat sama mereka."jawab Azizi dengan wajah lesunya.
Jam pelajaran pertama telah selesai sedangkan jam pelajaran kedua, guru sedang tidak bisa hadir. Azizi menggunakan waktu ini untuk pergi bersama Lily ke kantin. Lagipula, jam pelajaran kedua kepotong dengan waktu istirahat dan akan dilanjutkan setelah jam istirahat.
"Ira mau ikut ke kantin nggak?"tanya Azizi karena teman-temannya yang lain sudah asyik dengan kegiatan lain. Ada yang menggambar, bermain kejar-kejaran, mengobrol, ada juga yang sedang mengupas mangga di pojok ruangan.
"Emang boleh ke kantin?"tanya Ira dengan suara lembutnya. Azizi dan Lily menganggukkan kepalanya, "Kalo ada yang marah, marahin balik aja."ucap Azizi seraya menggandeng lengan Ira dan juga Lily.
Sesampainya di kantin mereka memesan makanan terlebih dahulu dan segera duduk di meja paling ujung. Ini adalah posisi meja kesukaan Azizi dan Lily karena dari sini mereka bisa melihat area taman sekolah.
Sembari menunggu pesanan Lily dan Ira, Azizi membuka kotak bekalnya. Ia tadi hanya memesan teh panas saja meski Bundanya sudah membawakan air minerale di tumbler berwarna biru dongker yang terdapat ukiran namanya.
"Rumah kamu dimana Ra?"tanya Lily yang duduk di hadapan Ira dan Azizi duduk di samping Lily.
"Di area Nusantara 48. Kalo kalian dimana?"
"Kita berdua ada di area Nusantara 10."
Jawaban Lily membuat Ira menatap kagum kearah Azizi dan Lily.
Area Nusantara ada 50 area di kawasan Ibu Kota Nusantara. Setiap areanya memiliki kriteria penghuni yang dilihat dari segi sosial ekonomi alias pendapatan, pekerjaan dan pendidikan.
Semakin tinggi jabatan seorang warga yang ingin tinggal di kawasan Nusantara maka semakin kecil angka area perumahannya. Dan semakin mewah pula fasilitas yang tersedia. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah sosial ekonomi warga yang akan menetap di Nusantara maka akan semakin tinggi angka yang didapatkan.
Ira menatap ragu kearah kedua temannya. Ada keraguan di hati Ira, apakah kedua gadis di depannya akan menerima dirinya sebagai teman atau justru akan diperlakukan seperti pembantu seperti yang selalu ia alami di sekolahnya dulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...