Hadiahnya, Aku!

157 23 1
                                    


Mau di zaman secanggih apapun sepertinya perempuan yang memiliki kendaraan hanya bisa mengisi bahan bakar saja. Kaum perempuan sepertinya terlalu malas mengurusi hal-hal semacam mengganti oli, servis mesin mobil, mencuci mobil dan lain-lainnya.

Seperti saat ini, Hasya menjemput Aleon dengan mobil miliknya. Ketika Aleon mengendarai mobil Hasya terdapat perbedaan yang bisa ia rasakan. Ban mobil yang terasa kurang angin dan suara mesin yang berat.

Aleon mendengus seraya melirik kearah Hasya yang sedang memperhatikan tablet dengan tangan yang memegang cup berisi kopi.

"Udah berapa lama engga di servis mobilnya?"tanya Aleon.

Hasya mengernyitkan keningnya, ia lupa kapan mobilnya di bawa ke bengkel. Lagipula ini bukan tugasnya. "Engga tau, biasanya kamu yang servis."jawab Hasya tanpa melihat kearah Aleon.

"Pasti engga pernah diganti olinya!"

"Ya mana aku tau, harusnya kamu yang lebih tau."

"Kok aku? Kan kamu yang punya mobil."

"Zaman udah canggih Sya, tinggal bawa ke bengkel dan mereka yang urusin semuanya. Kamu tinggal duduk manis. Masa hal kayak gini aja masa harus nunggu aku?"sambung Aleon seraya mencari bengkel terdekat.

"Kamu keberatan untuk sekedar servis mobilku?"tanya Hasya menatap kearah Aleon.

Aleon menggeleng, "Engga gitu sayang, ini'kan hal gampang loh masa harus nunggu aku?"

"Kalo semuanya aku yang lakuin, gunanya kamu jadi suami aku apa?"

Aleon menjulurkan tangannya untuk menarik kepala Hasya dan mengapitnya di depan dadanya. "Kamu tuh ya kalo di kasih tau ngeyel banget! Nyuci mobil aja engga mau, emang bener-bener Hasya!"omel Aleon dengan menggesekkan dagunya di atas kepala Hasya dengan gemas.

"Maksud aku nyuruh kamu ga bawa mobil ke kantor tuh biar bisa ke bengkel bareng sebenernya."elak Hasya yang masih berada di apitan Aleon meski tubuhnya lumayan pegal.

Hasya melepaskan dekapannya Aleon dan menghadapkan tubuhnya kearah Aleon, "Beneran deh aku males ngurusin mobil, kamu'kan cowo lebih paham. Kalo aku ditipu sama tukang bengkelnya gimana?"

"Kalo sampe ditipu ya aneh, dokter kok mudah di tipu!"

"Dokter juga manusia kali."

Aleon tak menjawab dan membelokkan mobilnya di bengkel, ia mulai mengikuti arahan pegawai bengkel untuk memposisikan mobil di tempat yang telah tersedia.

"Kamu duduk di sini aja, jangan keluar."ucap Aleon seraya mengambil ponselnya di saku jaket yang tersampir di kursi kemudi.

"Emang kenapa?"

"Aku gak mau kamu digodain mereka, kamu cantik banget hari ini."

Hasya memalingkan wajahnya dan memilih untuk menatap layar tabletnya, "Kalo itu sih aku tau."jawab Hasya dengan suara pelannya.

Setelah Aleon keluar dari mobil, Hasya mengangkat wajahnya dan memperhatikan Aleon yang sedang mengobrol dengan salah satu pegawai bengkel. Selama menikah dengan Aleon, Hasya memang tidak pernah mengurusi permasalahan mobil.

Ia serahkan dan percayakan semua kepada Aleon, tugas Hasya hanya mengisi bahan bakar saja dan kalau sempat akan mencuci mobil dengan layanan antar-jemput.

Hasya malas ribet dan sebelumnya Hasya membeli mobil listrik, hanya bertahan satu minggu Hasya meminta tukar mobil dengan mobil milik Aleon yang menggunakan bahan bakar minyak. Kata Hasya, 'Aku males nunggu batrainya penuh, kelamaan. Enakan pake mobil bahan bakar minyak'. Mau tak mau, Aleon mengalah.

Kehidupan di 2045Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang