Malam harinya satu jam setelah Azizi dan Aleon pergi yang katanya ke mall. Hasya kedatangan tamu paling spesialnya. Mamahnya yaitu Ani yang diantar oleh Antaresh.
"Malem-malem kok ke sini sih Mam?"tanya Hasya seraya menggandeng tangan Ani untuk masuk ke dalam rumah.
"Kalian kalo siang engga di rumah, kebetulan Aresh baru bisa antarnya malam."jawab Ani dengan senyum hangatnya.
Hasya membimbing Ani untuk duduk di sofa dan membiarkan Antaresh menyusuri seisi rumahnya. "Azizi sama Aleon lagi jalan, telat sih datangnya."ujar Hasya kemudian duduk di samping Ani.
Mata Hasya melirik kearah Antaresh yang sedang berjalan kearah dapur, "Dek bawain minum buat Mama!"teriak Hasya yang membuat Ani menggelengkan kepalanya.
"Kamu di rumah sendirian aja? Ine kemana?"tanya Ani seraya memundurkan kacamata minus yang bertengger di hidung mancungnya.
"Lagi pulang, izin tiga hari."
Ani menangguk kemudian memperhatikan Hasya anak pertamanya yang kini sudah menjadi seorang Ibu. Ani tidak menyangka jika Hasya bisa menjadi Ibu yang baik untuk Azizi. Ani juga tidak menyangka jika Hasya sudah setua ini.
"Kenapa sih liatin aku begitu?"tanya Hasya yang duduk diujung sofa panjang tersebut.
"Perasaan kamu baru aja minta izin untuk nikah, sekarang udah punya anak aja."ujar Ani dengan senyumannya.
"Bund minum air putih aja yaa?"celetuk Antaresh yang kini sudah membawa nampan berisi botol minerale dan juga beberapa makanan.
Antaresh meletakkan nampan itu di meja dan duduk di lantai diantara Hasya dan Ani. Ia pun segera mencicipi kue soes rasa vanila.
"Gimana rasanya jadi Ibu, Sya?"tanya Ani seraya menerima botol minuman yang sudah dibuka penutupnya oleh Antaresh.
Hasya menghadapkan tubuhnya kearah Ani dan tersenyum lebar, "Seneng kok, seru juga apalagi Azizi anaknya banyak drama jadinya ada sedikit hiburan."jawab Hasya dengan sumringahnya.
"Tapi Azizi itu manjanya manja banget, heran deh itu anak keturunan siapa?"sahut Antaresh yang membuat Hasya mendekat dan menarik pelan rambut tebal milik Antaresh.
"Gitu-gitu juga anak aku, kamu ini!"omel Hasya dengan gemasnya.
"Cantikan Azizi sih daripada kamu, kamu jelek kayak tapir!"ledek Antaresh yang berhasil mendapatkan hadiah pukulan di pundaknya dari Hasya.
"Kalo ngomong yang bener aja dong dasar rambut kriting! Anak pungut kali kamu."
Hasya dan Antaresh memang cukup berbeda selain berbeda jenis kelamin, rambut mereka sangat berbeda. Jika Hasya berambut lurus, maka Antaresh berambut keriting. Jika Hasya memiliki kulit putih bersih, maka Antaresh memiliki kulit kuning langsat.
Mata keduanya pun berbeda, Hasya memiliki mata berbentuk seperti kacang almond sedangkan Antaresh berbentuk bulat.
Satu hal yang mereka punya kesamaan, mereka memiliki tubuh yang tinggi.
"Kalian ini udah gede juga masih aja berantem."sahut Ani tanpa berniat melerai Hasya yang sedang mengacak-acak rambut Antaresh.
"Aku mau ngomong sama kamu deh Kak!"seru Antaresh seraya berdiri dan menatap kearah Hasya yang dibuat bingung.
"Apaan?"tanya Hasya yang langsung ditarik oleh Antaresh.
"Ibun jangan kemana-mana, disitu aja!"pesan Antaresh dengan mengedipkan satu matanya kearah Ani.
Kini Hasya hanya pasrah mengikuti langkah Antaresh yang membawanya ke halaman samping. Tak lupa Antaresh menutup kembali pintu kaca tersebut.
"Sepenting itukah??"tanya Hasya yang kini duduk di kursi single begitu juga dengan Antaresh yang duduk di hadapan Hasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...