Permohonan

157 19 2
                                    


Sore ini sepulang dari magang, Sandra memilih untuk pergi ke pinggiran kota yang terdapat hamparan rerumputan. Ia merasa lelah dengan hidupnya yang ternyata cukup berat. Skripsi yang selalu mendapat revisi dari dosen, magang yang memiliki banyak tugas terlebih harus menjaga sikapnya jika bertemu Aleon.

Ia rindu dengan kedua orang tuanya, ia rindu dengan keluarganya yang berbeda pulau dengannya. Ia juga rindu menjadi anak kecil yang bisa dipeluk dan dimanja setiap saat.

Ia juga rindu dengan Nayla yang selalu mengusap kepalanya jika dirinya mengeluh lelah. Ia rindu dengan pelukan menenangkan dari Nayla. Dan dirinya rindu diomelin oleh Nayla.

Ternyata hidup sendirian itu sangatlah hampa. Terlebih ia harus menyembuhkan dua luka dari pemberian orang yang berbeda.

Sandra mendudukkan dirinya di bawah pohon yang rindang dengan tatapan mata tertuju pada sepasang suami istri yang sedang asyik bercanda tawa. Pasangan itu tepat berada di depan matanya, meski jaraknya jauh tetapi Sandra bisa mengenali mereka.

Sandra memalingkan wajahnya ketika laki-laki itu merangkul perempuannya. Niat hati ingin menikmati kesendiriannya dari hiruk-pikuk perasaannya. Justru ia melihat pemandangan yang membuat hancur hatinya.

Siapa lagi kalau bukan Aleon dan Hasya. Pasangan itu nampak mesra meski mereka duduk membelakangi Sandra.

"Liat Sand, mereka bahagia banget. Masa iya kamu mau memisahkan mereka, sih?"gumam Sandra seraya bersandar ke pohon dengan mata yang setia memperhatikan kedua pasangan di depannya.

Sepertinya dirinya harus menjauhi orang-orang yang ia sukai dan mencari kebahagiaannya sendiri. 

Nayla, mantan pacarnya telah memiliki pasangan. Begitu juga dengan Aleon yang sudah sangat jelas memiliki istri.

Lantas, mengapa dirinya masih mencari penyakit hati?

Bukankah akan lebih baik jika dirinya tidak mencari masalah dengan siapapun? Terlebih dengan Hasya. Dirinya dengan Hasya sangat berbeda bahkan kasta mereka juga berbeda.

Apalah dirinya hanya mahasiswi semester akhir yang sedang mengejar skripsi. Sedangkan Hasya sudah bekerja dengan penghasilan yang besar.

"Sialan!"desis Sandra ketika Nayla dan kekasihnya duduk tak jauh dari Hasya.

Rasanya seperti mendapat tusukan anak panah yang beracun. Dua orang yang ia sukai ada di hadapannya. Meski dirinya sudah putus dengan Nayla bukan berarti dirinya juga sudah tidak mencintai perempuan manis nan lucu itu. Jauh di lubuk hatinya masih ada perasaan yang mendalam untuk Nayla.

Dua tahun membersamai bukan suatu hal yang sepele. Sandra sangat menghargai waktu dua tahunnya bersama Nayla. Dan baginya, Nayla adalah mantan terindahnya. Selain karena perasaan tulusnya yang begitu besar, gender yang sama menjadi sebuah hal yang berkesan untuknya.

Dosa terindah yang Sandra alami adalah menjalin hubungan dengan Nayla.

Dan Aleon, meski hanya beberapa bulan dekat dengan Aleon tetapi entah mengapa perasaan nyaman sudah hinggap di hatinya. Awalnya Aleon sangat baik dengannya. Selayaknya mentor dengan anak didiknya, tetapi Sandra menghancurkan itu semua dengan meminta Aleon untuk menyembuhkannya.

Seandainya kala itu Sandra tidak meminta Aleon untuk menjadi penyembuhnya. Apakah sekarang Sandra dan Aleon masih bisa membersamai dengan akrab?

~ ~ ~

Malam harinya Sandra memilih untuk berjalan-jalan tanpa menggunakan motornya. Ia hanya berjalan menyisir sekitar kampusnya yang biasanya ramai oleh penjual makanan. Ia menghela napasnya ketika dirinya benar-benar merasa sangat hampa.

Kehidupan di 2045Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang