Dicuekin? Kejarlah!

192 24 1
                                    



Sudah satu minggu ini Aleon merasa jika Sandra semakin hari semakin berani dengannya. Selalu mencari alasan untuk selalu dekat dengannya dan selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Hari ini perusahaan Aleon sedang mempersiapkan acara perayaan hari jadi yang ke 6 tahun. Beberapa karyawan ada yang sibuk mempersiapkan dekorasi dan kebutuhan lainnya. Hingga sebagian dari mereka ada yang dibebas tugaskan.

Aleon mendengus kesal ketika Sandra menghampiri dirinya dengan dua cup kopi di kedua tangannya.

"Ini buat Bapak yang pasti lagi haus."ujar Sandra seraya menyerahkan kopi yang selalu menjadi kesukaan Aleon, caramel macchiato.

Aleon menggeleng, "Saya gak haus."tolak Aleon seraya berjalan keluar dari aula. Ia ingin segera pulang dan memeluk tubuh istrinya yang sampai sekarang masih menjadi kesukaannya.

"Kesukaan Bapak loh ini."ujar Sandra sembari mengikuti langkah lebar Aleon. Aleon mengendurkan dasi hitamnya dan menaikkan lengan kemejanya sebatas siku.

Aleon menatap tajam kearah Sandra yang lebih pendek darinya, "Jangan pernah deketin saya kalau di kantor! Saya udah punya istri!"seru Aleon dengan nada sedikit tingginya.

"Berarti kalau diluar kantor boleh?"

Tanpa membalas ucapan Sandra, Aleon pun segera berlalu pergi. Meski begitu, Sandra masih tetap mengejar Aleon.

"Pak!"

Aleon menghentikan langkahnya dan menerima kopi pemberian Sandra. Sandra tersenyum lebar hingga senyum itu pudar ketika kopi itu dibuang oleh Aleon di kotak sampah.

"Pak saya belinya pake uang!"omel Sandra tidak menyangka jika kopi itu dibuang oleh Aleon. Padahal dirinya sedang menghemat uang bulanannya.

"Saya enggak pernah minta."

Aleon berjalan pergi tanpa mempedulikan Sandra yang terus mengikutinya. 

"Semakin Bapak cuekin saya, semakin saya kejar Bapak!"

Suara itu membuat langkah Aleon terhenti, ia membalikkan tubuhnya dan menatap tajam kearah Sandra. Ia benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikir Sandra yang mengincar dirinya yang berusia tua dan memiliki keluarga.

"Kamu!"tunjuk Aleon kearah Sandra yang berdiri tegap di hadapannya. "Mending kamu jadi lesbian daripada rusak hubungan keluarga orang lain!"

"Kamu lebih menjijikan daripada sampah! Sudah lesbi, mau rebut suami orang. Ingat, kamu itu perempuan yang harga dirinya lebih tinggi daripada laki-laki. Jadi, jangan bersikap murahan seperti ini!"

Setelah berkata demikian Aleon pun segera menghampiri mobilnya. Aleon sama sekali tidak memikirkan perasaan Sandra. Lagipula untuk apa dirinya memikirkan perasaan Sandra yang ingin merebutnya dari Hasya?

"Perempuan gila!"umpat Aleon ketika dirinya sudah dibalik kemudinya. Ia pun segera melajukan mobilnya untuk menjemput Azizi.

Aleon tidak akan membiarkan Sandra menghancurkan keluarganya, tidak boleh dan tidak akan pernah. Aleon sangat mencintai Hasya dan juga Azizi, ia tidak mau jika nanti dirinya terpancing oleh Sandra dan akan kehilangan dua perempuan paling berharga dihidupnya.

Cukup dirinya saja yang sudah tidak memiliki keluarga di usia remaja, Azizi jangan.

"Maaf Hasya, maaf."lirih Aleon seraya memperhatikan foto keluarga yang ada di depan dasboard mobilnya.

Sembari menunggu Azizi pulang sekolah, Aleon menghubungi Hasya untuk memberikan kabar jika Azizi sudah ia jemput dan akan pergi ke rumah orang tua Hasya yang berada di luar kota Nusantara.

Kehidupan di 2045Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang