Siang ini di kantin sekolah Azizi membawa satu tas besar berisi tiga kotak bekal untuknya dan juga untuk Lily dan Ira. Lily dan Ira yang mendapat makan siang gratis dari Azizi pun sangat senang menerimanya.
"Ihh baik banget emang Tante Mikail! Salam ya buat Tante!"girang Lily karena ia memang jarang dibawakan bekal. Bukan karena Ibunya yang terlalu sibuk hanya saja Lily yang enggan repot-repot membawa tas bekal ke sekolah.
Lagipula, sekolahnya ini menyediakan makan gratis.
"Makasih banyak ya Azizi, sampaikan juga ke Bunda kamu."ujar Ira dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajah manisnya.
"Sama-sama, semoga suka ya sama makanannya."balas Azizi seraya membuka kotak bekal yang berisi banyak varian lauk seperti biasanya.
Azizi juga membuka satu kotak berisi buah seperti anggur, potongan kiwi dan strawberry. Ia meletakkan kotak buah itu dihadapan teman-temannya.
"Kapan-kapan main ke rumah aku ya kalian berdua."ujar Azizi yang diangguki oleh Lily. Sedangkan Ira hanya terdiam, "Ira gak mau ke rumah aku?"tanya Azizi seraya menatap lekat kearah Ira.
Ira tersenyum tipis, "Nanti aku pikirin dulu, yaa. Aku ngga dibolehin Ibu aku keseringan main."jawab Ira yang membuat Azizi mengangguk paham.
"Kalau mau main ke rumah, kabarin aja ya Ra."
"Iyaa, Zi."
Mereka kembali melanjutkan makan siang mereka dengan penuh canda tawa yang terlontar dari ketiganya. Disela makan Ira memandangi Azizi dan Lily yang menurutnya adalah orang yang baik. Sepertinya Ira mulai nyaman dan menerima Azizi dan Lily sebagai teman baiknya.
Sejujurnya Ira sangat takut untuk terlalu menganggap seseorang menjadi rekannya. Ia takut jika hanya dirinya saja yang menganggap mereka adalah teman sedangkan mereka tidak menganggapnya teman. Terlebih kasta mereka sangat berbeda jauh.
"Hari ini Azizi mau main ke rumah aku, kamu mau ikut nggak Ra?"tanya Lily yang dijawab gelengan oleh Ira, "Maaf ya enggak bisa, karna abis aku pulang sekolah mau bantu Ibu kerja."tolak Ira dengan suara lembutnya.
"Kerjanya ngapain?"tanya Azizi dengan mulut yang sedang mengunyah makanan.
"Ngupas kentang untuk diolah di pabrik."
Azizi mengangguk paham meski ia tidak terlalu mengerti apa yang dikatakan oleh Ira. Lagipula ia tidak perlu terlalu tahu urusan Ira, ia takut akan menyinggung perasaan Ira.
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan kini jam pulang sekolah telah tiba semua murid pun berlalu pergi dari area sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing.
Begitu juga dengan Azizi dan Lily yang berjalan beriringan menuju mobil milik Lily.
Pagi tadi Azizi sudah diizinkan untuk ke rumah Lily oleh Hasya dan nanti sore akan di jemput oleh Hasya. Sedangkan Ira ia sedang berdesak-desakkan untuk bisa mendapatkan kursi di bus umum. Maklum, di rumahnya hanya ada satu kendaraan motor dan akan sangat buang-buang bensin jika harus menjemputnya di sekolah yang cukup jauh jaraknya.
Di dalam mobil yang luas nan dingin, Azizi dan Lily sedang berdiskusi untuk membeli makanan apa yang enak untuk mereka beli. Tak hanya berdiskusi berdua, tetapi bertiga dengan sang supir.
"Kalo makanan manis ya ada banyak Kak. Ada donat, churros, soes ah banyak deh pokoknya."ujar sang supir yang masih muda.
"Makan apa jadinya?"tanya Lily yang masih belum memutuskan pilihan mereka.
"Makan sushi aja yuk."ajak Azizi yang tiba-tiba ingin memakan sushi.
"Eh boleh deh."
"Berarti ke mall?"tanya Ilham supir pribadi Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...