Tak pernah Aleon bayangkan di kehidupan sebelumnya untuk menjadi seseorang yang berurusan dengan kaum pelangi. Tak pernah Aleon bayangkan jika ia harus menjadi seseorang yang dijadikan obat penyembuh bagi kaum pelangi. Dan diusianya yang berkepala empat ini justru harus berhadapan dengan salah satu kaum pelangi yang sangat menyebalkan!
Aleon bisa saja menolaknya tetapi kaum pelangi itu alias Sandra memaksa dirinya untuk menjadi penyembuh atas penyakit seksualnya. Entah alasan darimana dan berdasarkan apa hingga Sandra menjadikan Aleon sebagai seseorang yang harus menyembuhkan penyakit seksual Sandra.
Sekeras apapun Aleon menolak permintaan Sandra, tetapi Sandra memiliki alasan yang tak bisa ia hindari.
"Tolong Pak, bantu saya sembuh dari penyakit ini. Mantan saya aja udah sembuh masa saya engga sembuh? Setidaknya saya bisa moveon dari dia Pak."
"Lagian malam ini Bapak udah selamatin saya dari Ripelum, masa Bapak engga selamatin saya dari dosa Pak? Kalau bantu orang jangan setengah-setengah."
Itulah kalimat yang diucapkan oleh Sandra.
Aleon meremas kepalanya yang terasa pening, entah seperti apa hari-harinya setelah ini. Namun, ia harap jika semua ini tidak akan mempengaruhi hubungannya dengan Hasya.
Hari ini Aleon merasa enggan untuk berangkat ke kantornya, ia malas untuk berhadapan dengan Sandra. Bagi Aleon, Sandra adalah tipe manusia yang mudah berbaur dan tahu bagaimana cara memperlakukan orang lain. Dan Aleon tidak ingin jika Sandra bisa melunakkan hatinya.
Aleon memandangi Hasya yang sudah rapi memakai zinc shirt hitam lengan panjang yang dipadukan dengan celana jenis pegged pants berwarna hitam. Rambut kecoklatan panjangnya ia biarkan tergerai dengan kacamata yang ia sampirkan diatas kepalanya.
Aleon mana mungkin mengkhianati perempuan secantik, selembut, semanis, sebaik, seperhatian, pokoknya se se se itulah Hasya bagi Aleon. Sudah pasti dirinya akan dihajar habis-habisan oleh Adiknya Hasya jika ia berani menyakiti perempuan hampir sempurna itu.
"Kenapa sih?"tanya Hasya sembari memakan buah anggur. Aleon selalu terkesima dengan cara makan Hasya yang anggun.
Entahlah, apapun yang Hasya lakukan sudah pasti Aleon kagumi.
"Gapapa. Hari ini kamu cantik."
Hasya mengangguk, "Iya udah tau, aku emang cantik dari lahir."jawab Hasya dengan senyum malu-malunya. "Azizi dianter kamu ya, hari ini aku mau ke luar Nusantara. Ada temen aku yang nikahan."
"Kok kamu enggak ngajak aku kondangan?"
"Kamu sibuk, iyakan?"
"Iya sih, tapi'kan bisa basa-basi dulu?"
"Males basa-basi kalo gak bisa juga."
Aleon mendengus, dan matanya kini beralih ke suara langkah Azizi yang menuruni anak tangga. Wajah ceria Azizi yang biasa anaknya tunjukkan itu kini sirna dan berganti dengan wajah datar.
"Zizi kenapa?"tanya Aleon seraya mengusap lembut kepala Azizi.
Azizi menggeleng, entah mengapa rasanya ia menjadi tidak bersemangat semenjak bangun dari tidurnya. Ia menatap kearah Hasya yang menampilkan aura kecantikannya. Seandainya dirinya sedang baik-baik saja, entah berapa puluh kali ucapan pujian yang akan ia lontarkan.
"Lagi engga oke ya sayang?"tanya Hasya yang diangguki oleh Azizi. Hasya tersenyum, "Lagi datang bulan?"tanya Hasya dan tentu dijawab oleh gelengan oleh Azizi.
"Gatau Bund lagi males aja. Zizi engga sarapan ya, males ngunyah."
"Yaudah nanti makan di kantin aja ya sayang. Bunda lagi enggak masak apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...