Malam ini adalah hari jadi perusahaan Andelson yang ke 6 tahun. Oleh karena itu, seluruh karyawan diundang untuk ikut serta merayakan perayaan ini di aula perusahaan.
Aleon dan Hasya sedang bercermin yang ada di walk in closet tempat mereka menyimpan pakaian maupun aksesoris pelengkap penampilan mereka.
Hasya merapikan rambutnya yang ia curly sedangkan Aleon sedang memperhatikan dress yang dikenakan oleh Hasya.
Gaun berwarna hitam dengan tali yang ada di kedua pundak Hasya, gaun yang memperlihatkan hamparan dada Hasya dan tentunya tidak sampai memperlihatkan belahan dada. Bagian punggung Hasya tentu terbuka, terlebih tak ada kain yang menutup lengan Hasya hingga kulit putih nan mulus Hasya terpampang jelas.
Hasya melirik Aleon dari cermin, "Kenapa sih? Aku harus ganti dress?"tanya Hasya masih menatap kearah Aleon. Aleon menggeleng, "Gak usah sih, gini aja udah cantik. Masa iya ganti pake kebaya, kayak mau nikahan aja."
"Yaudah gak usah ngeliatin kayak gitu, alay!"
Hasya menghadapkan tubuhnya kearah Aleon, "Tapi pantes apa enggak pake gini di acara kantor kamu?"tanya Hasya seraya memutar tubuhnya.
"Pantes, pasti ada aja orang yang lebih terbuka."
"Ah yaudah deh ganti aja."
Aleon menarik tangan Hasya untuk tetap berdiri di sampingnya, "Gak, gini aja. Awas aja kamu ganti pake celana panjang!"
Hasya terkekeh lalu mengangguk, "Iya-iyaaa."
Aleon melepas jas hitamnya lalu menyampirkannya di tubuh Hasya, "Pake ini aja kalo kamu kurang nyaman."
Hasya tersenyum memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Hasya memperhatikan Aleon yang hanya memakai kemeja putih yang dibalut dengan vest hitam. Hasya seperti melihat Aleon di masa muda yang bertubuh atletis dan berwajah tampan.
"Ganteng."gumam Hasya kemudian berlalu pergi dengan tas berwarna abu-abunya.
"Yang keras dong aku'kan gak denger!"seru Aleon seraya menyusul langkah Hasya.
"Enggak bisa diulangi, makanya punya telinga di pake."
"Di pake kok ini, kalo dilepas ya pasti serem."
"Terserah."
~ ~
Ramai dan mewah, itulah yang ada dibenak Hasya setelah menginjakkan kaki ke dalam aula super luas ini.
Dekorasi dominan berwarna merah dan berwarna emas. Terdapat susunan gelas yang mengandung alkohol di satu meja besar. Di setiap meja terdapat hidangan pembuka yang beragam jenisnya serta terdapat logo perusahaan Andelson yang dibuat dengan patung besar di kanan dan sisi panggung.
Tamu undangan yang datang pun berpakaian rapi dan formal. Hasya menebak jika semakin menonjol pakaian tamu yang datang, semakin tinggi pendapatannya.
Yah itu hanya isi pikiran Hasya, terlebih di zaman ini semua orang berusaha terlihat kaya raya.
Hasya tidak melepas genggamannya di lengan Aleon karena ia tidak ingin seperti orang linglung di perusahaan ternama ini. Meski Aleon telah bekerja di perusahaan ini selama 6 tahun tapi tetap saja Hasya tidak begitu kenal dengan para pegawai di sini.
Maka dari itu, Hasya memilih untuk ikut kemana pun Aleon pergi dan ikut bersuara ketika dirinya di sapa oleh rekan Aleon.
Kini Aleon membawa Hasya untuk berdiri tak jauh dari panggung. Sebentar lagi ada pertunjukkan tarian daerah yang ditampilkan oleh anak-anak SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...