Pagi ini Hasya ke rumah sakit lebih awal karena harus mengantar Azizi dan Aleon. Itu permintaan mereka semalam dan mau tidak mau Hasya mengabulkannya. Meski jadwal kerjanya di jam 13.00 tetapi Hasya dengan senang hati mengantarkan dua manusia kesayangannya.
Hasya dengan setelan celana panjang kain berwarna putih yang dipadukan dengan kemeja biru dongker kebesaran. Serta sepatu sneakers perpaduan warna putih dan abu-abu.
Ia berjalan dengan anggun kearah gedung rawat inap untuk menemui Gesya. Hari ini Gesya ikut visit dokter umum. Kata Gesya sih "Aku juga pengen tau kondisi pasien selain sakit gigi, Kak."
Dan Hasya hanya bisa menyemangati Gesya karena dokter umum justru dengan senang hati menerima Gesya untuk ikut mengunjungi pasien rawat inap.
Selagi Hasya berjalan menyusuri lorong rumah sakit, matanya menangkap seseorang yang tidak asing dipikirannya. Ia berjalan menghampiri perempuan itu dan tersenyum tipis ketika mengingat rupa perempuan bertubuh tinggi itu.
"Kamu Anggi ya?"tegur Hasya yang membuat perempuan itu memutar tubuhnya yang sebelumnya sedang mengantri di bagian administrasi.
"Kok tau?"tanya perempuan itu yang memang benar jika dia adalah Anggi, teman dari Sandra.
"Tau dong, kamu'kan anaknya Bu Vera direktur rumah sakit ini."
"Kamu juga temennya Sandra'kan?"lanjut Hasya yang membuat Anggi mengangguk dan tersenyum kikuk.
"Siapa yang sakit?"tanya Hasya ikut berdiri di samping Anggi tepat di depan mereka ada dua orang yang sedang mengantri juga.
"Itu Sandra lagi di rawat, dia abis kecelakaan."
Jawaban Anggi membuat Hasya sedikit terkejut, "Parah banget kah? Dari kapan?"
"Baru semalem sih kecelakaannya, dia nabrak mobil. Trus dia pake motor, motornya hancur lebur. Dianya juga parah banget."jawab Anggi seraya meringis mengingat kondisi Sandra saat ini.
"Separah itu ya? Aku boleh jenguk?"tanya Hasya seraya maju ke barisan nomor dua yang diikuti oleh Anggi.
"Boleh, emang kayaknya dokter harus liat kondisi dia. Itu kayaknya karma yang dia terima. Lagian sih aneh-aneh aja jadi orang!"sungut Anggi tanpa sadar meninggikan suaranya.
"Semalem dia ngajakin aku pergi tapi aku lagi ada dinner sama keluarga. Pas tau dia kecelakaan, ya ampun jantung aku mau lepas rasanya. Dan nangis juga karna liat kondisi Sandra babak belur gitu. Tapi juga ngerasa seneng karna aku engga ikut sama dia."
"Engga ada yang meninggalkan?"tanya Hasya dengan raut ikut sedih juga.
Anggi menggeleng, "Engga, justru pengemudi mobilnya engga ada luka sedikit pun. Yah paling cuman luka di kening doang."
Setelah beberapa saat mengantri dan berhasil membayar tagihan pertama untuk Sandra. Mereka berdua berjalan ke ruang ICU.
Hasya melangkah dengan jantung berdegubnya saat sudah tiba di lantai tiga dan kini jantungnya semakin berdegub ketika mereka telah berada di depan pintu ruang ICU.
Pintu dibuka oleh Anggi dan mata Hasya mendelik tak percaya dengan apa yang ia lihat. Mulutnya terbuka dan tangannya menutup mulutnya saat melihat keadaan Sandra yang terbaring lemah di brankar.
Kaki kanan Sandra di gips, tangan kiri Sandra di gips, kening Sandra di perban, mulut yang terpasang ventilator. Sudut mata Sandra terdapat luka, bahkan tangan kanan Sandra terdapat luka terbuka dari bahu hingga sikunya.
"Ya ampun Sandra."gumam Hasya seraya mendekat kearah Sandra yang sedang menutup matanya.
"Ini parah banget ya ampun."gumam Hasya yang kini sudah berdiri di sisi kiri Sandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...