Mie Terakhir

136 20 0
                                    


Kota Nusantara yang menjadi kota terbaik di Indonesia sudah pasti banyak masyarakat luar Nusantara yang berkunjung. Banyak wisatawan yang ingin merasakan asrinya kota Nusantara yang memang banyak pepohonan disetiap penjuru kota.

Banyaknya gedung-gedung tinggi membuat kota nampak mewah terlebih jika dilihat waktu malam datang.

Ditengah kota Nusantara terdapat gedung pusat pemerintahan dengan halaman depan gedung yang dibuka untuk umum. Meski dibuka untuk umum tetap saja harus melalui pengecekan secara ketat.

Dalam 10 tahun proses pembangunan, pemerintah berhasil menciptakan kota yang tertata dengan rapi. Dan dalam 10 tahun ini kota Nusantara sudah layak untuk dihuni secara keseluruhan.

Kebijakan yang ketat membuat masyarakat mau tidak mau harus mengikuti kebijakan yang telah di sahkan. Semakin rendah tingkat pendidikan yang ditempu, semakin rendah suatu jabatan yang diterima.

Semakin mewah pakaian, semakin mendapat pujian. Semakin lusuh pakaian, semakin mendapat makian.

Itulah beberapa keburukan masyarakat yang tinggal di kota Nusantara.

Di kota ini banyak yang bersenang-senang pun banyak yang menderita. Seperti hal-nya seorang pemuda yang kini sedang membersihkan meja yang pengunjungnya telah pergi.

Pemuda itu memiliki nama Billy yang telah berusia 19 tahun. Namun, semenjak usiany 15 tahun dirinya sudah di tinggal oleh kedua orang tuanya karena kecelakaan lalu lintas. Kematian orang tuanya tentu membuat Billy harus dipaksa menjadi dewasa.

Billy tidak melanjutkan sekolahnya karena orang tuanya tidak meninggalkan harta warisan yang mampu mencukupi kebutuhannya jika harus melanjutkan pendidikannya. Hingga akhirnya Billy memilih untuk bekerja serabutan.

Pagi hingga siang bekerja sebagai cleaning service di rumah sakit dan setelah itu dilanjut untuk menjadi pelayan di restoran sampai malam hari.

Billy hanya tinggal sendiri di rumah kecil yang ada di area 50. Rumah paling kecil dan mirisnya berada di paling pojok. Meski begitu, Billy merasa bersyukur memiliki tempat tinggal. Walaupun, syukurnya juga terpaksa.

Selesai membersihkan beberapa meja, Billy kembali disibukkan untuk mengantar pesanan ke meja pelanggan. Dengan senyum Billy meletakkan dengan pelan piring berisi makanan ke hadapan pengunjung.

"Silakan."ucap Billy sedikit membungkukkan tubuhnya.

Billy kembali ke dekat pintu dapur untuk menunggu perintah selanjutnya. Sembari menunggu, Billy memperhatikan para pengunjung yang dominan sedang menikmati makan malam bersama keluarga maupun kekasih mereka.

Ada rasa iri dan ada rasa rindu akan situasi seperti ini. Meski dulu dirinya tidak bisa makan di tempat mewah seperti ini bersama keluarganya. Namun, sekarang Billy sadar jika mewah untuknya bukanlah bisa makan makanan mahal. Tetapi siapa yang menemani, seperti keluarga misalnya.

Baginya, tak masalah jika harus makan nasi dengan tempe setiap harinya asal ditemani makan oleh keluarganya.

Pengunjung satu persatu mulai meninggalkan restoran, terlebih ini sudah jam 10 malam dan satu jam lagi restoran akan tutup.

Jarum jam berdenting sesuai ritmenya hingga tak terasa sudah menunjukkan pukul 23:30 dan Billy masih berada di restoran untuk menunggu gaji bulanannya.

Area restoran sudah bersih, peralatan makan dan memasak pun sudah bersih begitu juga dengan dapur.

Billy tersenyum tipis ketika atasannya mulai menghampiri dirinya, ia menunduk ketika amplop coklat diberikan kepadanya.

"Semangat ya Billy kerjanya, semoga cukup untuk biaya hidup kamu."ucap pria yang menjadi pengurus restoran. Billy mengangguk dan tersenyum, "Tapi maaf Pak, apa ini engga kebanyakan?"tanya Billy karena tebal amplop itu tidak seperti biasanya.

Kehidupan di 2045Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang