Hukuman

188 21 1
                                    


Sudah tiga hari ini Aleon benar-benar merasa tertekan dengan Sandra yang selalu merayu dirinya. Sering mengiriminya chat dan sering juga memberikan makanan yang berujung di kotak sampah. 

Bukannya tidak sayang makanan, tapi Aleon hanya menghindari pemberian dari orang yang obsesi dengannya.

Ia takut jika makanan itu mengandung sesuatu yang membahayakan dirinya. Selain itu, Aleon bukan tidak suka dengan makanan tersebut tetapi ia tidak suka dengan pemberinya.

Dua hari yang lalu Aleon dibelikan kopi kesukaannya dan Aleon langsung membuangnya ke kotak sampah, lagi. Sore harinya Sandra memaksanya untuk mengantarnya pulang karena Sandra tidak membawa kendaraan.

Tentu Aleon tolak dan membiarkan Sandra untuk pulang dengan taksi online. Malamnya Sandra memaksanya untuk menemani perempuan aneh itu makan malam. Jelas Aleon tolak karena ia lebih memilih untuk makan malam bersama keluarganya.

Hari berikutnya, Sandra melakukan hal yang sama, lagi. Dan sore harinya ketika hujan menerjang, Sandra sudah memaksa Aleon untuk mengantarnya. Namun, Aleon menolaknya dengan tegas meski Sandra mengancam dengan membasahi tubuhnya di guyuran hujan.

Aleon tentu mengabaikan drama Sandra dan sengaja melewati Sandra yang sedang berdiri di halaman kantor. Aleon sengaja melaju kencang hingga Sandra terciprat genangan air.

Dan hari ini Aleon benar-benar ada di puncak amarahnya. Ketika Sandra membolos kerja di siang hari dan pergi ke Ripelum. Seandainya ini diluar jam kantor maka Aleon akan mengabaikan mahasiswi genit itu.

Sayangnya, ini masih jam kantor dan Sandra adalah anak didiknya di kantor ini.

"Tolong ya Pak Leon cari Sandra."pinta penanggung jawab penerimaan mahasiswa magang di perusahaannya. Aleon menatap malas kearah perempuan yang lebih pendek darinya.

"Harus banget ya saya yang cari?"tanya Aleon dengan suara lesunya. Perempuan itu mengangguk, "Iya Pak, karena Sandra saat ini tanggung jawab perusahaan sudah pasti kalau terjadi sesuatu pihak kampus akan menyalahkan kami."

Aleon mengangguk-anggukan kepalanya seraya berjalan meninggalkan perempuan tadi.

 Kebijakan untuk mahasiswa magang di setiap perusahaan maupun lembaga di kota Nusantara sangatlah ketat. Dalam lima jam mahasiswa magang tidak ada di area kantor tanpa kabar, pihak perusahaan wajib untuk mencarinya.

Hal ini guna menghindari kasus penculikan ataupun kasus kriminal lainnya.

Dulu Aleon sangat setuju dengan kebijakan ini. Namun, sekarang dengan hadirnya Sandra. Ia menjadi keberatan, sangat.

Aleon mengendarai mobilnya menuju Ripelum sesuai pesan teks yang Sandra kirim kepadanya. Aleon berdo'a dalam hati agar Azizi tidak memiliki sifat buruk seperti Sandra. Aleon berdo'a agar Azizi tetap menjadi perempuan normal yang tidak memiliki keinganan yang aneh seperti Sandra.

"Sialan."desis Aleon dengan raut wajah penuh amarahnya.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya Aleon telah sampai di area Ripelum. Ia memarkirkan mobilnya di parkiran yang telah tersedia dan segera berjalan ke arah pos penjaga.

Ia tersenyum melihat pria yang sama seperti saat pertama kali dirinya datang ke sini. Aleon mengulurkan tangannya kearah pria yang masih memakai topi putih yang sama.

"Aleon."

"Julian."

Aleon tersenyum begitu juga dengan Julian yang membalas senyuman Aleon. "Ngapain lagi ke sini? Cari cewek yang malam itu?"tanya Julian seraya memperbaiki letak topinya.

Kehidupan di 2045Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang