Sehebat Apa Kamu?

136 20 1
                                    


Mungkin sudah dua jam Hasya menyendiri di kantin rumah sakit yang ada di lantai tiga. Sedari tadi ia hanya memperhatikan hujan yang mengguyur kota. Ia duduk termenung di depan kaca besar hingga menampilkan area parkiran yang dibasahi oleh hujan.

Setelah menyelesaikan tugasnya di Rumah Sakit Nusantara Bakti, rumah sakit keduanya bekerja. Hasya memilih untuk termenung di kantin ini seorang diri dengan secangkir coklat hangat.

Suara hujan dan kaca yang terdapat percikan air pun membuat Hasya semakin kalut dalam lamunannya. Menenangkan, itulah yang Hasya rasakan saat ini.

Langit telah menggelap karena saat ini sudah pukul 20.00 dan Hasya memang sengaja ke sini untuk menenangkan pikirannya. Ia bergelut dengan pikirannya hingga sebuah ide terlintas di pikiran rumitnya.

"Yaelah kenapa gak dari tadi aja kepikirannya."gerutunya seraya mengambil tas selempang berwarna putih. Ia pun berjalan dengan langkah lebarnya untuk menuju parkiran.

Untungnya ia parkir di parkiran yang ada atapnya meski berada di halaman samping rumah sakit. Setelah sudah di dalam mobil, Hasya segera menjalankan mobilnya untuk ke suatu tempat.

Jemarinya mengetuk-ngetuk stir mobil seraya memfokuskan dirinya mengendarai mobil di tengah hujan lebat seperti ini. Ia hanya ingin memastikan satu hal, satu hal yang bisa membuatnya lega atau justru semakin sesak.

Hingga akhirnya mobil Hasya telah masuk ke halaman kantor perusahaan Andelson, tempat Aleon bekerja. Halaman yang biasanya banyak mobil terparkir, kini hanya sisa beberapa saja. Hasya memarkirkan mobilnya tepat di hadapan teras kantor tersebut.

Dari jarak yang berkisar 10 meter ini Hasya bisa melihat dengan jelas seorang perempuan sedang duduk di anak tangga paling atas. Perempuan itu memeluk lututnya yang tertekuk dengan tatapan yang terus menatap kearah depan dan sesekali memperhatikan ponselnya.

"Gila, beneran ditungguin!"gumam Hasya setelah bisa memastikan jika perempuan itu adalah Sandra.

Hasya mengambil ponselnya dan menelpon Azizi.

"Halo Zi, kamu dimana?"

"Di ruang tengah sama Papa. Bunda kemana kok belum pulang, sih?"

"Papa pake baju apa?"

"Baju tidur, lagi nunggu Bunda pulang ini."

"Oh yaudah kalo gitu, tapi kayaknya Bunda pulang agak maleman, ya."

"Kok gitu."

Hasya mengatupkan bibirnya ketika suara Aleon yang terdengar di panggilan telepon antara dirinya dan Azizi.

"Lagi ada urusan pokoknya."

"Urusan apa? Lagi dimana sekarang?"

"Aku pengen ketemu orang, emang gak boleh?"

"Enggak. Pulang sekarang atau aku samperin?"

"Terserah aku'lah."

"Pulang sekarang Hasya."

Hasya mematikan panggilannya dan menatap lekat kearah Sandra yang kini sedang dihampiri oleh seseorang menggunakan motor.

Hasya mengerutkan keningnya ketika seseorang yang memakai jas hujan menampar pipi Sandra. Hasya mengatupkan bibirnya ketika orang bermantel itu melemparkan jaket dan juga jas hujan kearah Sandra.

Ponselnya berbunyi dengan notifikasi pesan masuk. Hasya menatap layar ponselnya ketika Aleon mengiriminya pesan beruntun.

Sayang
Share locations sekarang Sya.
Aku tunggu.

Kehidupan di 2045Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang