Setelah mendapat kabar jika Azizi dan Lily ada di area 48, Hasya dan Aleon segera menjemput Azizi. Tak biasanya Azizi bepergian tidak mengabari dirinya. Seingatnya Azizi sedang bermain di rumah Lily.
"Bener-bener ya si Azizi."gumam Hasya seraya mengirim pesan untuk Azizi agar tidak pulang bersama Lily.
Hasya
Di situ aja tunggu Bunda.Azizie
Iya, tapi jangan marahHasya
G janjiTak berlangsung lama mereka telah memasuki area 48, Aleon melambatkan kecepatan mobilnya ketika melihat salah satu rumah yang ramai oleh kumpulan Ibu-Ibu.
"Mau turun? Tuh anaknya duduk diem."ujar Aleon seraya menunjuk kearah teras rumah yang terdapat Azizi, Lily, dan Ira sedang duduk termenung.
Tanpa menjawab ucapan Aleon, Hasya segera turun dan hal ini membuat semua mata tertuju pada Hasya. Hasya yang saat ini memakai kemeja putih bergaris hitam dengan celana hotpans. Tentu membuat daya tarik mata untuk menatapnya.
Hasya tersenyum ramah kepada Ibu-ibu di sana dan memperkenalkan dirinya.
"Maaf ya Bu Hasya, anaknya main ke sini."ujar Disya dengan senyum canggungnya.
"Ah engga apa-apa kok. Justru saya yang harusnya minta maaf karna udah ngerepotin karna anak-anak saya pasti bikin rusuh aja."jawab Hasya dengan suara lembutnya.
Hasya menatap penuh sesal kearah kumpulan Ibu-Ibu yang sedang memotong tipis kentang yang sudah dikupas.
"Maaf ya Ibu-ibu."ucap Hasya seraya membungkuk singkat.
Ibu-ibu itu bersorak heboh karena Hasya terlalu sopan untuk mereka yang hanya rakyat dari kelas rendah yang seharusnya tidak perlu diberi hormat seperti ini.
"Aduh gapapa Neng, lagian mereka baik kok mau ikut bantu. Justru kita yang minta maaf karna udah bikin anak Eneng nginjekin kaki ke sini."ucap salah satu dari mereka yang kini berdiri.
"Hehehe makasih ya Bu udah mau ajarin anak-anak saya hal yang baru."ujar Hasya dengan tulus serta senyum manisnya.
Lagi-lagi kumpulan Ibu-ibu itu mengangguk dan tersenyum. Kini Hasya melirik kearah Azizi yang sedang menunduk saja begitu juga dengan Lily.
Karena tidak ada pergerakan dari kedua bocah itu, Ira yang memilih untuk menghampiri Hasya. Ira menarik pelan tangan Hasya untuk sedikit menjauh dari kumpulan Ibu-Ibu.
"Tante, saya minta maaf ya karena udah bawa Azizi dan Lily ke sini. Harusnya mereka engga ke sini. Harusnya—"
"Engga apa-apa sayang, bukan salah kamu kok. Lagian, Tante engga marah dan engga larang Zizi ke sini."jawab Hasya memotong ucapan Ira dengan lembut.
Ira menggeleng, "Tapi Tante sampe jemput Azizi, berarti Tante marah."ujar Ira seraya menundukkan kepalanya.
Hasya terkekeh dan membungkuk sedikit agar wajahnya sejajar dengan Ira, "Gapapa sayang, Tante pengen jemput Azizi aja kok."jawab Hasya dengan lembut seraya mengusap pelan pundak Ira.
Ira mengangguk dan mengangkat wajahnya, "Jangan marahin Zizi ya, Tante?"pinta Ira dengan wajah sesalnya.
Hasya tersenyum dan mengangguk, "Iya Ira, makasih ya udah jagain Zizi dan Lily."ujar Hasya dengan lembut.
Ira pun berlalu pergi dan menghampiri Disya yang masih bekerja bersama Ibu-Ibu yang lainnya.
Rahma mendekat kearah Ira dan berbisik, "Bu Hasya engga marah?"tanya Rahma yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Ira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...