Siang ini setelah ujian di hari ke tujuh, Azizi ingin pergi ke toko eskrim sendirian. Tetapi karena hari ini ia pulang bersama Lily, mau tak mau ia harus meyakinkan Lily jika dirinya tak masalah harus ke toko eskrim sendirian.
Bukan karena Lily tidak ingin menemani Azizi, melainkan Azizi yang tidak ingin ditemani.
"Kamu nanti dimarahin Tante Bunda gimana? Aku engga mau yaa tanggung jawab!"omel Lily saat mereka telah berada di dalam mobil dengan Ilham yang menyetir.
Azizi menatap penuh harap kearah Lily, "Kamu tenang aja, Bunda mana pernah marah. Lebih baik minta maaf daripada minta izin."balas Azizi.
"Aku temenin deh, lagian ngapain sih sendirian?"tanya Lily dengan wajah cemberutnya.
"Aku lagi pengen sendirian aja, aku udah sering ketemu kamu, bosen."
"Alaah, kamu aja engga ketemu aku dua hari udah kangen berat!"
"Itu juga cuman bercanda biar ada obrolan sama kamu."
"Tetep aja kamu kangenkan!"
Azizi membuang wajahnya dengan lirikan sinisnya kearah Lily, "Kurang kerjaan kalo kangen sama kamu, kayak engga ada orang lain aja."gumam Azizi tanpa melihat kearah Lily.
"Pokoknya kalo nanti Tante Malika marah, aku gak mau dilibatin yaa!"
"Iyaa, lagian aku sama penjual eskrimnya udah kenal. Kamu lupa kalo kita sama Bunda pernah ke sana waktu kita bolos?"tanya Azizi menghadapkan wajahnya kearah Lily.
"Inget, itukan emang toko eskrim kesukaan kamu."
"Ya udah, pokoknya biarin aku pergi sendiri!"
Lily menghembuskan napasnya, Azizi memang keras kepala seperti batu. Susah di kasih tahu, hanya omongan orang tuanya saja yang bisa mematahkan keinginan Azizi.
Sesampainya di toko eskrim, Azizi segera turun dan melambaikan tangannya kearah Lily yang sedang cemberut.
"Aku pengen ikut!"pekik Lily namun dijawab dengen juluran lidah oleh Azizi dan segera menjauh dari mobil Lily.
Azizi pun masuk ke dalam kedai dan memesan eskrim rasa vanila oreo dengan toping susu coklat diatasnya. Ia pun mengobrol singkat dengan sang pemilik toko dengan senyum yang mengembang.
"Aku ke atas ya Om, nanti kalo Bunda aku jemput bilangin ya."ujar Azizi sebelum dirinya melangkahkan kakinya naik ke atas tangga.
"Iyaa, Azizi. Selamat makan eskrim!"
Azizi tersenyum dan melambaikan tangan kearah sang pemilik eskrim. Dirinya pun naik ke lantai atas dan memilih untuk duduk di bagian luar bangunan.
Toko eskrim dengan berbagai macam varian rasa serta menu lainnya dengan bahan utama eskrim telah menjadi toko favorite Azizi sejak dirinya kelas 5 sekolah dasar. Toko ini memiliki tiga lantai yang hampir setiap hari selalu ramai pembeli.
Selain karena eskrim yang enak, menu makanan maupun minuman disini juga enak. Seperti sekarang Azizi tak hanya memesan eskrim rasa oreo tetapi juga memesan churros dengan topping es krim coklat.
Azizi mengangkat alisnya ketika menemukan buku catatan di kursi yang ada di sampingnya. Ia melirik sekitarnya, tidak ada siapapun yang duduk di area luar.
Meja itupun juga bersih tanpa ada alat makan diatasnya. Kebetulan sistem di toko ini self service untuk membereskan peralatan makan.
Azizi mengambil buku tersebut dan membukanya, ia membaca lembar pertama yang terdapat nama Haraya Meisana. Azizi pun membaca lembar demi lembar untuk mengetahui informasi pemiliknya. Keningnya sesekali mengernyit kala membaca kalimat-kalimat yang tertulis di lembar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...