Pagi ini tepat di hari keempat mereka benar-benar kelelahan karena di hari ketiga mengunjungi empat destinasi wisata. Ke Pulau Padar, Pink Beach, Pulau Komodo, dan Pulau Kelor. Mereka pergi dari pagi hingga sore dan hal ini membuat ketiganya terbaring lemah setelah pulang berwisata.
Malamnya setelah ke empat tempat wisata, mereka dinner di rooftop resort hingga jam 9 malam.
Azizi membuka matanya ketika mendengar suara dari televisi yang menyala. Matanya yang masih setengah terbuka menatap kearah Aleon yang sedang bersandar di headboard dengan tangan yang memeluk Hasya.
Aleon yang melihat Azizi sudah terbangun pun meletakkan jari telunjuknya di depan bibir sebagai isyarat tidak boleh berisik. Aleon pun menunjuk kearah Hasya yang meringkuk di sampingnya dengan mata yang tertutup rapat.
"Bunda lagi tidur, kasian kecapean."bisik Aleon yang diangguki oleh Azizi.
Azizi memilih untuk mengambil ponselnya dan mendekat kearah punggung Hasya dan ikut meringkuk sembari memainkan ponselnya. Azizi sedikit mendelik ketika jam telah menunjukkan angka 09.10 WITA.
Azizi mendongak untuk menatap kearah Aleon, "Paa, laper."ucap Azizi dengan wajah lesunya.
"Mau makan apa?"tanya Aleon dengan satu tangan yang sedang mengusap-usap kepala Hasya. Azizi menggeleng, "Terserah aja."jawaban singkat Azizi membuat Aleon mendengus.
"Yaudah siap-siap sana kita ke bawah."ujar Aleon yang diangguki oleh Azizi.
Setelah Azizi masuk ke kamar mandi, Aleon menatap kearah Hasya yang masih tertidur.
"Sayang laper engga? Engga ya? Oh oke."
Aleon tertawa kecil mendengar dialognya sendiri, ia pun merosotkan tubuhnya hingga sejajar dengan Hasya. "Asyaa bangun yuk sarapan trus minum kopi di pinggir pantai."ucap Aleon seraya menyusuri wajah mulus Hasya dengan jari telunjuknya.
"Hnggg."gumam Hasya yang mulai terusik dengan Aleon. "Bangun Asya cantik."
Hasya membuka matanya dan menatap sayu kearah Aleon, "Cape, pegel."ujar Hasya seraya mengubah posisinya menjadi tengkurap.
"Sayang punggung aku pegel."rengek Hasya dengan manja.
"Iya nanti kita pijet yaa?"
"Maunya sekarang."
"Iya mandi dulu, cuci muka, gosok gigi."
"Aku udah engga ada tenaga buat mandi, yang."keluh Hasya yang merasakan punggung, pundak dan kakinya sakit pegal linu.
Maklum, usia Hasya sudah 40 sekian tahun.
Aleon mengusap kepala Hasya hingga Hasya menghadapkan wajahnya kearah Aleon. "Sakit."rengek Hasya dengan bibir yang sedikit ia majukan.
"Aku sama Zizi mau sarapan dulu, dia kelaperan. Kamu di kamar aja atau ikut?"
"Ikut, tapi aku cape."
"Ya udah di kamar aja."
"Tapi aku juga laper, Leon."
Aleon tersenyum gemas mendapatkan sikap manja dari Hasya di pagi ini. Padahal di hari kemarin, selalu Hasya yang semangat untuk liburan dan bangun di pagi buta.
"Paa aku udah siap!"seru Azizi yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia melirik kearah Hasya yang sedang bersandar di headboard dengan wajah cemberutnya.
"Bunda kenapa?"tanya Azizi seraya menyisir surai hitamnya.
"Pegel, badan Bunda cape."jawab Hasya dengan suara lesunya. Azizi tertawa kecil, "Gapapa wajar udah tua."jawab Azizi dengan suara kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...