Sandra memandangi jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 16.30 dan sebentar lagi dirinya akan dipanggil untuk memeriksakan giginya yang terasa ngilu. Selepas ia pulang dari mall, ia merasakan giginya yang ngilu akibat terlalu banyak memakan makanan yang manis.
Ia akhirnya menuju rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan tempatnya magang. Meski ia masih magang, tetapi perusahaan itu memberikannya jaminan kesehatan dalam masalah penyakit apapun.
Untungnya dokter gigi di Rumah Sakit Gorneo masih ada jadwalnya sampai jam 18.00.
"Atas nama Nona Sandra Sadewi."
Ketika namanya dipanggil oleh dokter muda dengan rambut yang diikat cepol, Sandra pun segera memasuki ruangan tersebut.
"Silakan duduk dan dokter yang akan periksa bernama dokter Nuhasya Aleena."ucap dokter muda itu yang bernama Gesya.
Sandra tersenyum kearah Gesya dan segera duduk di hadapan seorang dokter lebih tua daripada Gesya. Meski sudah menginjak kepala empat, kecantikan Hasya tidak perlu diragukan lagi. Sandra yakin jika sewaktu mudanya Hasya pasti menjadi idam-idaman kaum adam.
Dirinya saja yang mungkin masih menyukai perempuan mengakui jika Hasya sangatlah cantik. Seandainya Hasya masih muda, sudah pasti akan Sandra dekati.
"Halo selamat sore Nona Sandra, saya Hasya."sapa Hasya dengan senyum manisnya.
Sandra tersenyum kikuk menatap kearah Hasya yang sependek pengetahuannya dokter gigi di hadapannya ini adalah istri dari Aleon.
"Sore juga dokter, panggil saya Sandra aja."balas Sandra dengan senyum tipisnya. Hasya membalas senyuman Sandra, "Oke, keluhannya apa ya?"tanya Hasya dengan suara lembutnya.
"Gigi geraham saya sakit, ada lubangnya sih dokter. Saya lupa dari kapan berlubangnya."
"Baik kalau begitu, nanti kami periksa terlebih dahulu ya."
"Dok, pemeriksaannya di tanggung perusahaan, ya?"tanya Sandra untuk memastikan lebih lanjut. Hasya mengangguk dengan senyumnya, "Iya di tanggung perusahaan Andelson. Jangan khawatir."
Hasya berdiri dari duduknya dan memasang sarung tangan seraya berjalan ke kursi dental diikuti oleh Sandra. Sedangkan Gesya sudah mempersiapkan peratalan steril untuk Hasya. Sembari menunggu Gesya, Hasya memasang masker medis untuk menutupi mulut dan hidungnya.
"Lebih deket lagi, ya."instruksi Hasya agar bagian mulut Sandra bisa tersorot lampu.
Gesya menyerahkan kaca mulut kepada Hasya dan Hasya segera memasukkan kaca mulut itu untuk memeriksa bagian-bagian gigi Sandra.
"Selama ini giginya sering sakit apa enggak? Atau baru hari ini?"tanya Hasya disela memeriksa gigi-gigi bersih dari Sandra.
"Sering."jawab Sandra dengan singkat dengan mulut yang terbuka lebar.
Hasya menjauhkan tangannya dari mulut Sandra, "Mau di tambal atau enggak? Soalnya gigi gerahamnya sudah patah dan hampir rusak. Ada baiknya segera di beri penanganan."
Sandra mengangguk dan iya-iya saja karena ia juga tidak mau jika giginya rusak.
Dan alasan lainnya, Sandra tidak tahu terkait pergigian ini. Jadi, apapun yang disarankan maka dirinya akan menerima saja.
"Sandra ada riwayat penyakit atau engga?"tanya Hasya dan dijawab dengan gelengan kepala oleh Sandra.
Hasya mengangguk kemudian ia dan Gesya menyiapkan beberapa peralatan untuk melakukan prosedur penambalan gigi. Cukup lama waktu untuk proses penambalan hingga tak terasa ia telah selesai dengan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...