Sepertinya memang benar jika hidup diibaratkan seperti kehidupan di dalam sebuah permaianan. Siapa yang bisa bertahan sampai akhir, ialah pemenangnya. Adapun persamaannya, ada seseorang yang mati karena berkorban untuk orang lain, ada juga yang mati karena bunuh diri.
Kehidupan dimana pun sepertinya memiliki kesamaan, yaitu hidup untuk mati.
Meski hidup sangat melelahkan, dan terkadang merasakan rasa sakit. Tetapi hidup itu menyenangkan. Rasa senang yang hadir dari hal-hal kecil seperti melihat anak-anak berlarian tanpa memikirkan esok akan seperti apa. Melihat anak-anak makan es krim tanpa memikirkan hari esok ada kejutan seperti apa, lagi.
Atau sekadar melihat awan yang melayang dengan bebas seolah tidak memiliki beban apapun.
"Kak Hara!!"
Perempuan yang sedang menikmati es krim di gerai brown brow di lantai dua menolehkan kepalanya ketika ada anak perempuan yang memanggilnya. Ia tersenyum lebar ketika mendapati remaja cantik yang beberapa waktu lalu menyelamatkan hidupnya.
"Azizi!"
"Ke sini sama siapa?"tanya Hara seraya memindahkan tas jinjingnya yang semula diatas meja beralih ke kursi sampingnya.
Azizi segera duduk di hadapan Hara dengan wajah sumringahnya, "Aku ke sini sendirian, Bunda sama Papa aku lagi sibuk kerja."jawab Azizi kemudian menyendokkan es krim vanila bertopping karamel diatasnya.
Azizi memandangi langit yang berawan dengan angin yang sepoi-sepoi. Tempat duduk ini menjadi tempat favoritnya, bisa melihat awan dan kendaraan yang berlalu lalang dengan bebas.
"Aku seneng bisa liat Kakak lagi."celetuk Azizi beralih menatap kearah Hara yang semula juga sedang memperhatikan langit.
Hara tersenyum dan mengangguk, "Aku juga seneng bisa makan es krim di sini lagi."balas Hara dengan suara lembutnya.
Azizi tersenyum menatap kearah Hara yang rambutnya kini berwarna kecoklatan dengan ujung yang di curly. Mata yang sipit, bibirnya tipis dengan warna lipstik merah muda, alis mata yang tebal serta pipi yang cukup tirus.
"Kakak jarang tidur ya?"tanya Azizi memperhatikan lingkar mata yang samar berwarna hitam.
Hara tertawa kecil mengetahui jika make-upnya tidak sepenuhnya bisa menutupi lingkar mata akibat selalu tidur larut untuk belajar dan juga mengerjakan laporan pratikum.
"Aku kan udah kuliah jadinya sering tidur larut."
"Jam berapa emangnya?"
"Jam 3 pagi atau enggak jam 6 pagi."
Azizi mendelikkan matanya, "Kok bisa? Trus berangkat ke kampusnya kapan?"
"Eumm, jam 8 pagi atau jam 9 pagi."
Azizi bertepuk tangan dan menatap salut kearah Hara, "Kakak keren banget bisa hidup kayak gitu!"puji Azizi dengan mengacungkan jempol kearah Hara.
Hara hanya membalas pujian Azizi dengan senyumannya.
"Pokoknya Kakak keren banget. Apa semua anak kuliahan kayak Kakak?"tanya Azizi kemudian menyendokkan lagi es krim-nya.
"Enggak juga kok, tergantung jurusannya apa. Kalau aku karena ambil kedokteran, jadinya harus banyak belajar karena hampir setiap hari ujian."
Azizi mengangguk paham, "Kakak seneng kuliah kedokteran?"tanya Azizi dengan lembut serta mata yang menatap Hara dengan tatapan teduhnya.
Hara tertegun mendengar pertanyaan Azizi. Baru kali ini ia mendengar pertanyaan sederhana tetapi mampu menghangatkan hatinya. Kebanyakan orang menanyakan tentang "Lulusnya kapan?" "Keren ya nanti jadi dokter!" "Berapa uang yang udah dihabisin untuk pendidikan dokter?"
![](https://img.wattpad.com/cover/368717107-288-k308932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan di 2045
RomanceHasya seorang dokter gigi yang memiliki keluarga kecil semanis coklat dan selembut sutra ternyata harus menghadapi mahasiswi yang ingin merebut suaminya. Baginya ini bukan persaingan tetapi pembasmian. Ternyata tidak selamanya kehidupan itu selalu m...