Teguran Pertama

133 20 4
                                    


Sudah lebih dari satu jam yang lalu Sandra telah siap. Ia memakai makeup ala kadarnya agar wajahnya tidak terlalu kusam. Ia juga hanya memakai jaket blue jeans dengan dalaman kaus putih polos serta celana jeans hitam. Sandra juga mengenakan sneakers putih polos agar lebih sempurna penampilannya.

Sandra menatap lekat kearah cermin untuk memastikan jika penampilannya sudah sempurna. Sedangkan di belakang Sandra tepatnya di kasur, Anggi sedang menatap malas kearah Sandra.

"Awas ya kalo malam nanti kamu tantrum karna dicaci maki sama suami orang!"tegur Anggi dengan wajah super kesalnya.

Sandra membalikkan tubuhnya dan menghampiri Anggi, ia menepuk-nepuk kepala Anggi seraya tersenyum. "Kamu tenang aja, aku engga bakal gagal. Kalo bisa malam ini aku tidur sama dia di hotel."ujar Sandra yang membuat Anggi memukul lengan Sandra dengan keras.

"Kalo sampe tidur sama dia, aku bakal kasih tau istrinya!"ancam Anggi yang membuat Sandra tersenyum.

"Gak masalah, tinggal bilang aja kalo dua minggu lagi benih Pak Aleon udah jadi."

"Sinting!"

Setelah perdebatan kecil dengan Anggi, Sandra pun memesan taksi untuk ke kafe yang telah Aleon katakan. Ia bersanandung kecil selama di dalam taksi, sesekali ia mengendus jaketnya untuk memastikan jika parfum yang ia gunakan masih tercium.

Ketika hampir sampai di tempat tujuan, Sandra mengeluarkan cermin kecil yang selalu ia simpan di tas kecilnya. Ia memoles lagi liptint ke bibir tipisnya agar semakin berwarna. Ia juga menyemprotkan parfum ke pakaiannya.

"Maaf ya Pak, saya pake parfum di dalam mobil."ujar Sandra dengan sopan, sang supir pun tak mempermasalahkan hal ini.

Mobil berhenti tepat di halaman kafe yang tidak terlalu ramai. Mungkin karena ini adalah hari biasa bukan hari libur. Sandra turun dari taksi dan melangkahkan kakinya ke dalam kafe.

Senyumnya tak pernah lepas hingga wajah cantiknya begitu menawan. Ia pun menghampiri meja pelayanan untuk memesan sekaligus menanyakan meja reservasi atas nama Aleon.

"Saya mau matchalatte aja, Kak."ucap Sandra seraya mengeluarkan dompetnya.

"Mba satu meja dengan Pak Aleon, ya?"tanya pelayan tersebut.

"Iya, Kak. Nama saya Sandra."

"Kalau gitu engga perlu bayar, karna akan dibayar sama Pak Aleon."jawab pelayan tersebut dengan senyum ramahnya.

Sandra menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Ia pun segera pergi untuk menuju meja yang sudah di pesan oleh Aleon.

Meja yang di pesan ada di ruang private, ruangan yang terdapat sekat antara meja satu dengan yang lainnya dan berada di lantai 2. Setiap bilik itu cukup luas hingga bisa diisi sampai lima orang. Bilik tersebut juga tidak tertutup sepenuhnya, dindingnya hanya sebatas pinggang jika berdiri dan hanya sebatas kepala jika sedang duduk.

Sandra menemukan bilik bernomor 08 yang ada di paling ujung. Dari sini Sandra bisa melihat jalanan dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Sandra menyalakan ponselnya untuk mengbari jika dirinya telah sampai. Ia pun tersenyum ketika Aleon dengan cepat membalas pesannya.

Sandra
Pak saya udah sampe loh, ya.

Pak Aleon Manajer
Tunggu sebentar ya, saya masih di jalan.

Sandra
Hati-hati ya sayang, jangan ngebut-ngebut.
Aku bakal setia nungguin

Tak ada jawaban dari Aleon hingga Sandra memutuskan untuk memainkan game di ponselnya. Game onet menjadi pilihannya dikala sedang bosan menunggu.

Kehidupan di 2045Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang