CHAPTER 17 : Holiday 1

95.6K 5.3K 390
                                    

Happy Reading
-
-
-

-
-
-







Aira dan Mahesa duduk di kursi depan. Mobil yang akan mereka pakai sudah siap. Hanya tinggal menunggu Keanu yang sedang menjemput pacarnya saja.

"Nanti disana hati-hati ya, sayang. Kalo Mahesa macem-macem telfon Bunda. Biar Bunda jemput Aira dari sana."

Aira hanya mengangguk kemudian memeluk Amira. Rasanya cukup khawatir mengingat Aira anak yang polos. Amira takut Aira dicekoki minuman keras atau diajak ke club malam.

"Abang inget ya, jangan macem-macem. Jagain Aira, awas kalo kenapa-napa."

"Iya, Bunda tenang aja."

Mahesa memeluk Amira, kemudian beralih menatap Albert.

"Disana jaga diri, jangan nyosor anak orang terus."

"Gak janji, Ayah."

Albert menjewer pelan telinga kanan Mahesa.

"Aira kalo uangnya kurang bilang ya jangan sungkan."

"Iya, Tuan. Aira pamit dulu ya."

Albert menepuk-nepuk pelan kepala Aira.

"Tante, kita pamit dulu. Keanu udah dateng."

"Yaudah, hati-hati ya. Nanti kalo udah sampe dikabarin.

"Siap, Tante."

-°°-

Mereka pergi dengan dua mobil, mobil yang pertama berisi Mahesa, Lucas, Aira dan Raisa. Sedangkan mobil kedua berisi Keanu, Abbas, Anya dan Fahira.

Mereka menyetir mobil dengan bergilir, kali ini giliran mahesa menyetir mobil. Si bucin satu ini sesekali melirik Aira yang sedang berkenalan dengan Raisa.

"Gue kira lo masih kelas 10 SMA, Ternyata udah mau lulus ya."

"Iya, kalo kakak sendiri sekarang kesibukannya apa?"

"Gue kuliah prodi manajemen, ya masih semester 4 si. Disambi sesekali jadi model karna tante gue punya butik."

"Wah keren ya. Udah pinter, cantik lagi."

Raisa tertawa mendengarnya, kesan pertamanya saat melihat Aira adalah polos dan apa adanya.

"Lo lucu banget si, boleh gak nanti gue dandanin lo?"

"Boleh kok."

"Asal jangan dibawa pulang aja, sayang. Takut kamu diamuk sama yang punya, hahaha." Lucas tertawa sambil melirik Mahesa.

Kali ini Mahesa hanya diam saja, sejak dua hari yang lalu Aira menghindarinya. Mungkin karena ciuman yang tiba-tiba itu.

Ketika berhadapan dengannya, Aira menunduk dan hanya sesekali merespon perkataannya. Aira tidak marah, Mahesa tahu itu. Ia menghindar karena malu, terluhat pipinya memerah ketika tidak sengaja menatap matanya.


"Nanti ajarin Aira ya, kak. Aira cuma bisa pake yang basic aja."

"Boleh kok, nanti gue spill deh."

"Oke kak."

"Nanti kapan-kapan kita hangout bareng yuk? Gak usah sama mereka, nanti gue ajak Fafa sama Anya deh. Bolehkan, Sa?"

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang