Happy Reading
-
-
-
-
-
-
-
-Aira sudah kembali sehat dan menjalani aktivitasnya seperti semula. Namun kali ini sepertinya ada sedikit perbedaan.
"Kamu apain Tuan Muda sampe kaya gitu?" Bi Ratna bertanya sambil berbisik-bisik.
"Gak diapa-apain kok Bi, orang Aira juga udah bilang buat jangan ikutin Aira terus."
Bi Ratna kembali melirik Mahesa sambil tersenyum sopan. Ia merasa kurang nyaman karena sedari tadi Mahesa berada di dapur.
Sedari pagi Mahesa memang sibuk mengintili Aira. Setelah cuci muka dan gosok gigi, Mahesa mulai mengikuti Aira, mulai dari menemaninya mencuci dan menjemur baju, membersihkan kamar Mahesa sampai Aira mandi pun Mahesa masih menungguinya di kamar Aira.
"Tuan mau apa? Nanti Aira bikinin. Tapi tolong tunggunya di kamar ya?"
"Gak mau apa - apa." Aira mengalah membiarkan Mahesa berbuat sesukanya.
Bi Ratna yang melihat situasi pun mulai sadar apa yang terjadi. Setelah makanan untuk makan siang yang tinggal menunggu matang ia pun pergi.
"Aaaaay," Aira selalu lemah ketika Mahesa memanggilnya dengan panggilan khusus itu.
"Aaaaaay, jangan diem aja."
"Iya, Tuan." Aira menatap Mahesa setelah mematikan kompor, menatap waspada pada Mahesa yang mulai mendekat.
"Gak mau dicuekin, gak suka." Mahesa duduk dan menarik Aira, lalu memposisikan kepalanya di dada Aira.
"Jangan begini, Tuan. Nanti ada yang liat gak enak loh."
"Maafin duluuu, jangan marah - marah."
"Gak marah kok, udah yaaa?"
Mahesa hanya terdiam dan semakin mengeratkan pegangannya ketika Aira memberontak.
"Beneran? Kalo udah gak marah temenin nonton di kamar?"
Aira hanya diam saja, bingung harus mengiyakan atau menolak. Jika mengiyakan ajakan Mahesa ia takut akan mengacaukan rencana move on-nya.
Jika menolak pun, Mahesa pasti akan tetap mengganggunya. Meskipun sesekali bersikap manja, Mahesa tipikal yang tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia mau.
"Aaaaaay, kok diem aja?"
"Mau Aira temenin main basket aja?"
"Mau nonton ajaaa."
"Tapi janji ya nonton aja?"
"..... Sama cuddle."
Sudah Aira duga, itulah mengapa tadi Aira mengatakan permintaan Mahesa akan mengganggu usahanya untuk melupakan Mahesa.
"Aaaay," Aira masih diam saja.
"Ck, udahlah. Lo emang gak niat maafin gue." Mahesa pergi dengan raut marah.
Huft, ternyata hanya sebatas itu tingkat kesabaran yang Mahesa miliki. Aira hanya menghela nafas dan melanjutkan menata makanan yang sudah matang di meja makan.
Ia harus menyelesaikan semua pekerjaannya dulu sebelum membujuk bayi beruang pemarah.
-°°-
"Tuan, ayo dong makan dulu. Nanti sakit loh,"
Aira menatap jengah Mahesa yang sedang bermain game. Padahal sebelumnya Mahesa membujuknya untuk tidak marah lagi, sekarang malah gantian merajuk.
"Ogah, muka lo jelek banget keliatan gak ikhlas bujuk gue."
"Enggak kok, Aira beneran peduli. Ayo turun dulu kita makan, Aira suapinnya pake tangan deh gak pake sendok." Aira masih mencoba membujuk.
"Oke, tapi nanti sebelum tidur cium pipi gue dulu ya."
Ngelunjak, Aira menatap kesal pada manusia di depannya. Sedangkan Mahesa mencoba menjaga ekspresinya untuk tidak tertawa.
"Kenapa? Apa mau gue aja yang cium lo? Gue cipok sekalian bibir lo."
"Heh, ngomongnya..."
"Gimana? Gak mau? Kalo gue gak makan emang lo gak ngerasa bersalah ke Ayah sama Bunda karna gak becus ngerawat gue?" Mahesa suka sekali menjadikan rasa bersalah Aira sebagai senjata.
"Nanti gue sakit, Bunda pasti sedih banget."
"Cium pipinya satu aja ya?"
Mahesa ini, paling tahu cara menggagalkan rencana move on Aira. Aira jadi curiga, apa jangan-jangan Mahesa tahu rencananya?
"Dih pake nego lo, itu udah tawaran paling mending."
"Atau lo mau kita nonton sambil cuddle?"
"Kok jadi kesitu sih,"
"Yaudah lo mau yang mana?"
Awalnya Aira hanya diam, tak lama kemudian ia mengangguk mengiyakan tawaran pertama Mahesa.
"Tapi janji ya cuma di pipi."
"Iya Aaaaay, gue kokop bibir lo lama lama," Setelahnya terdengar tawa Mahesa.
Sekarang, gatau kalo nanti. Mahesa hanya mengucapkan itu di dalam hati.
Bonus
Cup
Cup
"Ck, ulang yang sebelah kanan. Lo nyium apaan nempel doang."
"Kan yang penting nempel."
"Gak ya, gak ada kaya gitu. Cium yang bener atau bibir lo yang gue cium?"
"Ih gak boleh, ini buat suami Aira nanti." Aira tidak tahu saja, kalau dua tahun yang lalu Mahesa sudah mencuri ciuman pertamanya.
"Yaudah cepetan yang bener."
Cup
Begitu selesai, Mahesa menahan belakang kepala Aira dengan lengannya dan..
Cup
Cup
Cup
.... mencium kedua pipi dan dahi Aira.
"IH TUAN GAK BOLEH CIUM - CIUM SEMBARANGAN!"
Malam itu ditutup dengan pekikan Aira dan diikuti oleh tawa puas dari Mahesa.
TBC
-
-
-
-
-
-Sebelumnya makasih banyak buat temen temen yang udah baca, vote dan komen di cerita ini. Ternyata udah banyak ya yang baca, seneng deh liat kalian antusias. Tapi sayangnya, yang vote cuma sedikit :(
Boleh gak aku minta 200 vote + 200 komen buat next chapter?
Oiya jangan lupa follow ya karna nanti kalo ada apa - apa aku kabarin lewat message board.
Atau mungkin ada saran atau ide cerita dari kalian next chapter mau liat Aira atau Mahesa yang gimana?
Soalnya vote sama pembacanya njomplang bgt huhu...
Sabtu, 27 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen FictionHanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menata...