CHAPTER 28 : Go Home?

86K 5.3K 216
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Respect buat kalian yang tetep vote dan komen meskipun udah mencapai target





"Grandpa, Lusa Mahesa mau pulang ke Indonesia."

Pria tua yang duduk di kursi kebesarannya melirik cucunya yang duduk tepat didepannya. Ia mengalihkan perhatiannya dari berkas ditangannya.

"Mau apa pulang?"

"Emang harus punya alesan buat pulang?"

"Gak harus, tapi kelakuanmu akhir - akhir ini kaya gak betah di sini. Dua kali loh kamu minta pulang, padahal belum satu bulan. Memangnya di rumah ada apa?"

Melihat cucunya hanya terdiam, Felix bisa menebak jika Mahesa masih takut untuk mengatakan alasannya. Pasti alasannya bukan sesuatu yang Felix sukai.

"Kamu punya pacar?"

Mahesa masih terdiam, ini bukan waktu yang tepat untuk memberitahu kakeknya tentang Aira. Disisi lain ia bingung harus menjawab dengan kebohongan apa, Kakeknya itu orang yang kritis.

"Diem berarti iya, siapa pacarmu? Kenapa gak dikenalin sama Grandpa?"

Lagi - lagi Mahesa hanya diam, sepertinya nanti Felix akan menyelidikinya sendiri. Semoga saja cucunya tidak berpacaran dengan istri orang atau perempuan simpanan.

Padahal selama ini dari informasi yang ia dapatkan aman - aman saja. Tetapi masih saja ada yang ia tidak ketahui.

"Oke, kamu boleh pulang. Tapi inget ya, jangan macem - macem."

Mahesa kira kakeknya tidak akan setuju seperti sebelumnya. Tapi ia perlu waspada, pasti kakeknya tidak akan tinggal diam.

"Thank you, Grandpa."

"Don't forget to introduce your girlfriend to me."

Kalau yang ini, Mahesa tidak janji.

-°°-

"Lusa gue pulang, udah izin sama Grandpa. Kira - kira sampe situ malem kayanya."

"Oh ya? Hati - hati ya, Tuan."

Aira senang mendengar Mahesa akan pulang lusa, tidak munafik ia juga sangat merindukan Mahesa. Rasanya sangat berbeda dari sebelumnya karena Mahesa pasti hanya sebentar di rumah.

"Tuan mau dimasakin apa?"

"Semua masakan lo gue suka, sayang."

"Okeee~"

"Tadi lo pulang sama siapa, Ay?"

Itu terdengar seperti pertanyaan biasa, tapi Aira sadar jika Mahesa tahu sesuatu. Mahesa pasti hanya menguji kejujurannya saja, padahal Aira juga berniat untuk menceritakannya, tapi ternyata Mahesa lebih dulu bertanya.

"Pulang sama temen sekelas, Tuan."

"Cewe apa cowo, sayang?"

Intonasi Mahesa saat mengatakan sayang sudah berbeda. Ia semakin yakin Mahesa sebenarnya sudah tahu.

"Cowo."

Diseberang sana tatapan Mahesa menajam, itu saja sudah cukup membuat Aira merasa terintimidasi. Aira menatap takut Mahesa yang menatapnya sambil menghisap rokok.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang