Happy Reading
-
-
-
-
-
-
-"Aira, lihat Mahesa?"
Aira terkejut karena tiba-tiba mendengar suara berat Albert. Tidak biasanya Albert mencari Mahesa sampai bertanya pada Aira yang sedang memotong sayuran untuk sarapan besok.
"Di kamar Aira, Tuan. Sebentar Aira panggilin." Albert tidak terkejut, sudah biasa mendapati Mahesa di kamar Aira seolah-olah kamarnya sendiri.
Dasar anak itu, mendominasi Aira sampai ke kamar-kamarnya. Albert jadi tidak yakin rencananya akan berjalan dengan mudah.
Disisi lain Aira dengan cepat berjalan ke kamarnya. Terlihat Mahesa sedang berbaring di kasur dengan ponsel ditangannya.
"Tuan, dipanggil Tuan Besar." Mahesa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Pasti ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan.
Setelah keduanya meninggalkan dapur, Aira melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Sedangkan Mahesa diminta mengikuti Ayahnya ke ruang kerja. Terlihat Bundanya sudah duduk di sofa seolah memang menunggunya.
"Duduk." Mahesa duduk disebelah Bundanya.
"Setelah lulus nanti, Ayah mau kamu lanjut S2 di Belanda. Sambil kuliah sambil belajar ngurus perusahaan yang disana. Disini kamu udah bisa megang, disana juga harus bisa megang."
Melihat Mahesa hanya terdiam, Amira berinisiatif mengusap bahu Mahesa.
"Kalian sengaja ya? I don't wanna leave her. Abang udah ada rencana buat masukin Aira ke kampus Abang, biar nanti Abang bisa S2 di sana sekalian awasin Aira."
"Nanti setiap liburan Aira kita ajak kesana, Ayah sama Bunda gak bermaksud misahin kalian kok. Ayah sama Bunda bakal bantu awasin Aira juga."
"Bunda tau kalo aku gak bisa jauh dari dia,"
"Hanya untuk dua tahun, Son. Setelah itu terserah kamu mau melakukan apa." Mahesa terdiam memikirkan berbagai kemungkinan.
"Ayah sama Bunda gak akan ngatur sama siapa Abang nantinya. Tapi kalo Abang mau hidup sesuai dengan keinginan Abang, Abang harus punya power. Manfaatin apa yang Ayah sama Bunda bisa kasih sekarang, Abang ngerti maksud Bunda kan, nak?" Mahesa hanya mengangguk.
"Lagian Abang bisa sambil bujuk Grandpa disana, dari dulu Abang maju mundur karena Grandpa kan?"
Ayahnya benar, alasan mengapa Mahesa tidak menegaskan hubungan mereka adalah karena ia takut kakeknya tidak setuju.
Dulu, sepupunya Abel pernah berpacaran dengan anak dari keluarga biasa. Begitu sampai ke telinga kakeknya, beliau langsung terbang ke Indonesia dan memaksa sepupunya untuk memutuskan hubungannya.
Mahesa harus bisa mengantisipasi, takutnya hal itu juga terjadi padanya dan Aira. Ada benarnya juga yang dikatakan Bundanya, ia harus punya power.
"Nanti Mahesa pikir-pikir dulu,"
Albert hanya bisa menghela nafas. Anaknya ini, bucin sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Roman pour AdolescentsHanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menata...