CHAPTER 10 : Persuade

110K 5.8K 49
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
-
-







Aira duduk di pinggir ranjang sambil memakan buah melon setelah minum obat. Untung saja tadi Bi Ratna mau mengantarnya berobat tanpa menanyakan apa – apa. Jika Bi Ratna tidak bisa mengantarpun mungkin ia akan pesan grab atau ojek online.

Tanpa suara ketukan tiba – tiba pintu kamar Aira terbuka. Terlihat Mahesa masuk menggunakan kaos tanpa lengan berwarna hitam dan celana pendek berwarna senada.

Mahesa dengan santai menutup pintu dan berjalan kearah Aira.

“Tolong pintunya jangan ditutup Tuan, Aira gak enak kalo ada yang liat.”

“Gue gak masalah.”

Mahesa menarik tangan Aira untuk tetap duduk ketika Aira akan beranjak untuk menutup pintu, kemudian duduk disebelah Aira yang menunduk.

“Kenapa ke dokter duluan?”

“Gak mau ngerepotin Tuan,”

“Alesan basi, bilang aja lo lagi ngehindar kan?”

“Gak kok Tuan,”

“Lo marah ke gue gara – gara kemaren?”

“Gak Tuan, Aira mana berani marah sama Tuan,”

Mahesa masih menatap Aira yang sedari tadi menunduk, meskipun Aira mengatakan tidak namun ia dengan jelas merasakan ada yang berbeda dari Aira.

Mahesa merutuki kebodohannya, seharusnya ia tidak menerima ajakan Olivia.

“Cepet sembuh, nanti gue ajak beli es krim kesukaan lo.”

Setelah beberapa menit tidak ada tanggapan dari Aira, ia beranjak keluar dari kamar Aira. Sepertinya, Aira memang sedang tidak ingin diganggu.


-°°-

Keanu dan Abbas menatap Mahesa dengan heran, pasalnya sejak datang sampai sekarang Mahesa tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Sedari tadi percakapan dominan diisi oleh Lucas dan Abbas dengan Keanu yang sesekali menanggapi. Mahesa hanya merokok dan sesekali meminum sodanya.

“Lo kenapa?” Abbas bertanya sambil menyenggol lengan Mahesa.

“Aira lagi? Kenapa Aira?” Kali ini Lucas yang bertanya.

“Aira sakit gara gara keujanan, tadinya mau balik sama gue tapi gue malah pergi sama Olivia.”

“Parah lo,”

“Kenapa lo iyain ajakan si Oliv?”

“Dia bilang urgent sama mukanya juga keliatan panik, taunya cuma kasih barang ke tantenya yg mau pulang,”

“Kasian banget Aira gue sakit,” Tak lama setelah mengatakan itu kaleng soda hampir mengeni kepala Lucas.

“Wuees, galak banget pawangnya Aira,”

“Yaudah gak usah deket – deket si Olip lagi, lagian tu bocah keliatan suka sama lo,”

“Terus Aira marah sama lo?”

“Harusnya minimal di diemin lah ahaha,” Abbas menertawakan Mahesa.

“Dia ngehindar, udah gue bilang ke dokter sama gue malah pergi sendiri,”

“Mampus lo, udah buat pelajaran aja. Apalagi nih ya, yang kaya Aira tu rasa percaya dirinya seupil, kesenggol dikit kaya gitu bukannya marah malah insecure.” Ucapan Lucas sepertinya tepat sasaran.

“Gimana ya biar dia gak ngehindar lagi?”

“Diperhatiin aja terus, ntar lama – lama juga luluh,” Kini giliran Keanu yang memberikan pendapat.

“Belum mulai diperhatiin aja udah ngehindar,”

“Coba beliin makanan dulu, hadiah juga, sama minta maaf jangan lupa.” Mahesa mengangguk sambil kembali menghisap rokoknya.

“Tuan Muda dicuekin belum ada sehari udah galau aja ahahaha,” Keanu tertawa medengar ucapan Abbas. Mahesa melempar bungkus rokok kearah Abbas kemudian berdiri.

“Mau kemana lo? Masih sore begini,”

“Mau coba saran dari lo,” Mahesa mengambil kunci motornya dan berjalan keluar.

Keanu, Abbas dan Lucas hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Mahesa.

-°°-

Aira berbaring sambil memainkan ponselnya, sebenarnya ia sudah cukup bosan. Namun, kepalanya masih pusing dan badannya masih lemas. Jadi ia hanya bisa tidur, makan dan memainkan ponselnya.

Tok tok tok

“Masuk,” Aira meletakkan ponselnya di atas meja.

Mahesa masuk dengan banyak kantung plastik ditangannya, kemudian semuanya ia letakkan di sebelah ranjang Aira.

Aira melihat ada salad buah, brownies kesukaannya, yoghurt, susu kotak, melon, semangka, biscuit dan snack ringan lainnya.

“Ini semua gue beli buat lo, kalo gak abis masukin aja ke kulkas.” Mahesa duduk setelah menarik sebuah kursi di dekat meja belajar Aira.

“Maafin gue ya, gara – gara gue lo sakit,” Mahesa berkata sambil mengelus pipi Aira yang terasa hangat.

“Tuan gak perlu ngerasa bersalah, Aira gak papa kok paling besok sembuh, harusnya juga gak usah repot – repot beli makanan,”

“Gue gak lagi – lagi deh ninggalin lo,”

Aira hanya terdiam mendengarnya, Mahesa merasa bahwa Aira masih belum memaafkannya.

“Lo mau makan yang mana dulu? Sini gue suapin,” Mahesa mulai mengeluarkan makanan – makanan yang dibelinya.

“Nanti Aira makan sendiri aja Tuan, Perut Aira masih gak enak buat makan, Aira mau istirahat lagi aja,”

“Yaudah, kalo lo mau apa bilang aja ke gue,”

Mahesa berjalan keluar dari kamar Aira, ternyata benar dugaannya. Aira masih belum memaafkannya.











TBC
-
-
-
-
-
-
-
-


So sowry temen², kayanya minggu depan aku udah mulai sibuk karna udah mulai PKL di sekolah, doain ya supaya lancar.

Oiya makasih ya udah baca ceritaku yg masih ga seberapa ini, jangan lupa tetep vote & komeeen, love u all.

Selasa, 23 April 2024

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang