CHAPTER 23 : Sick II

96.8K 5.8K 652
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
Respect buat kalian yang tetep vote dan komen meskipun udah mencapai target








Mahesa memijat kepalanya yang terasa pusing. Ia baru tidur dua jam setelah semalaman mengerjakan revisi dan memeriksa beberapa berkas bersama Ayahnya.

Mahesa mencari ponselnya, ia lupa dimana terakhir kali ia meletakkan benda pipih itu. Setelah beberapa lama akhirnya Mahesa menemukannya di bawah bantal.

"Halo."

"Aaay~"

"Tuan udah bangun?"

"Pusiiiing~"

"Aira kesitu ya."

Mahesa memutuskan sambungan telponnya. Ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi.

Selang beberapa lama kemudian Aira masuk ke kamar Mahesa setelah tiga kali mengetuk tanpa ada respon. Aira takut terjadi sesuatu yang buruk.

Aira mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia panik tidak menemukan Mahesa dimanapun, untungnya tak lama kemudian Mahesa keluar dari kamar mandi.

Dengan tubuh yang shirtless Mahesa memeluk Aira. Aira bisa merasakan suhu tubuh Mahesa yang cukup panas.

"Tuan demam ya? Pake baju dulu ya. Abis itu kita sarapan terus minum obat."

"Gak mau, panggilnya yang bener."

Mahesa mulai mengeluarkan sisi lainnya ketika sedang sakit. Semoga demamnya tidak terlalu lama.

"Uluhuluhuluuuh~ sayangku demam ya? Pake baju dulu ya. Abis itu sarapan terus minum obat. Mau sarapan apa?"

"Mau sup ayam sama perkedel aja. Disuapin terus mamnya disini."

"Okee, tunggu dulu ya disini."

Aira menarik Mahesa untuk duduk di ranjangnya. Ia sendiri berjalan ke walk in closet untuk mengambil kaos untuk Mahesa.

"Ayo sini tangannya."

Mahesa menurut, ia hanya diam saja ketika Aira memakaikan kaosnya dan menempelkan plester demam.

Lucu sekali melihat Mahesa yang biasanya galak dan tidak suka dibantah, sekarang menuruti apa katanya seperti anak kecil.

"Tunggu sebentar disini ya. Jangan kemana - mana."

"Hu'um."

30 menit kemudian Aira datang membawa nampan berisi air hangat, sup ayam, perkedel, nasi dan berapa buah yang sudah di potong. Setelah meletakkannya di meja, Aira menghampiri Mahesa.

"Yuk mamnya jangan di kasur."

"Pusing."

"Sebentar aja yuk, kan disuapin." Mahesa menuruti ucapan Aira.

Setelah duduk Aira mulai menyuapi Mahesa. Kali ini ia mengurangi porsi nasinya karena nafsu makan Mahesa pasti menurun.

"Udah, Ay."

"Sekali lagi."

"Gak mau."

"Janji sekali lagi aja."

Dengan terpaksa Mahesa membuka mulutnya. Setelah suapan terakhir Aira membereskan alat makan yang dibawanya.

"Sekarang minum obat obat dulu, aaa~" Mahesa membuka mulutnya.

"Pinter banget sayangku~"

Dengan telinga memerah, Mahesa memeluk dan menyembunyikan wajahnya dileher Aira. Aira tidak boleh melihat ia tersipu malu, bisa turun harga dirinya.

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang