CHAPTER 19 : Sulk

99.8K 6K 429
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-

Jangan lupa ramein tiap bagiannyaaaa
Makasih banyak ya buat chapter kemaren memenuhi target vote & komen
love u all









Hari minggu pagi Mahesa sudah mengganggu Aira, padahal jam masih menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Begitu selesai gym dan mandi ia langsung mencari Aira.

Pagi ini kegiatan Aira cukup padat karena Bi Ratna sedang tidak enak badan. Jadi, ia yang meng-handle semuanya.

"Tuan, geseran dulu Aira susah cuci piringnya."

Lihatlah Mahesa, masih pagi sudah modus dengan memeluk Aira dari belakang. Padahal biasanya Mahesa setiap minggu pagi selalu ada agenda.

"Tuan gak sunmori?"

"Kenapa? Lo mau sunmori?"

"Enggak, Aira nanya aja."

"Lagi gak pengen, gue mau dirumah aja sama lo."

Berita buruk, padahal hari ini Aira berniat menghabiskan waktunya dengan me time di kamar. Jika ada Mahesa ia tidak bisa leluasa di kamarnya.

Aira lebih suka jika Mahesa sunmori atau pergi bersama temannya, karena jika tidak ia akan mengganggunya seperti saat ini.

Mahesa akan menempel terus seperti ini sepanjang hari, Aira jadi tidak dapat mengerjakan pekerjaannya dengan cepat.

"Kenapa gak sunmori aja?"

"Kenapa? Lo gak suka gue pagi - pagi di rumah?"

"Gak gitu, Aira nanya aja."

Mahesa makin mengeratkan pelukannya dan menciumi rambut Aira.

"Tuan duduk dulu ya? Aira harus cepet ngerjain ini."

Mahesa cemberut kemudian melepas pelukannya. Ia menatap cukup lama pada Aira yang masih sibuk mencuci piring, kemudian langsung pergi ke kamarnya.

Aira menghela nafas, awali minggu pagimu dengan ngambek.

Meskipun Mahesa lucu ketika ngambek tapi ia tetap harus mengeluarkan tenaga yang ekstra untuk membujuk bayi besar itu.

Jadi, mari kita selesaikan ini dan bujuk bayi besar.

-°°-

Aira memasuki kamar Mahesa setelah dipersilahkan masuk. Di dalam terlihat Mahesa yang sedang duduk di meja belajar menghadap laptopnya.

Aira mendekat untuk melihat apa yang dikerjakan Mahesa, terlihat di layar ia sedang mengerjakan skripsinya.

"Makan dulu yuk, Aira masakin makanan kesukaan Tuan. Mau Aira suapin makannya biar gak sendirian?"

Mahesa tidak menjawab, ia hanya melirik Aira. Ayah dan Bundanya memang sedang tidak di rumah. Mereka sedang mengunjungi Kakeknya di Belanda.

"Ayo makan dulu, apa mau disuapin disini?"

Mahesa masih diam dan melanjutkan kegiatannya. Sedangkan Aira sedang mengumpulkan kesabarannya.

Aira mendekat mengelus lembut rambut Mahesa. Semoga saja cara ini berhasil.

"Yaudah Aira tungguin ya, nanti kalo udah kita ke bawah bareng - bareng."

Aira melangkahkan kakinya ke salah satu sofa di dekat meja belajar. Kamar Mahesa memang seluas itu, selain kasur didalamnya juga terdapat sofa, meja belajar, rak buku yang besar, walk in closet, kamar mandi dan jangan lupakan balkon.

Aira menunggu Mahesa sambil memainkan ponselnya. Bolak balik dari sofa ke meja belajar dalam 10 menit sekali untuk membujuk bayi beruang agar mau sarapan.

Tumben sekali sesi ngambek kali ini lumayan lama.

Tidak terasa sudah hampir satu jam, Mahesa masih belum mau bicara apalagi sarapan. Aira sudah hampir kehilangan kesabarannya.

"Ayo sarapan dulu, Tuan."

"Nanti Aira kasih hadiah deh."

"Tuan mau sarapan apa? Aira langsung bikinin sekarang."

"Ayo, Tuan. Nanti makanannya keburu dingin."

"Mau Aira suapin pake tangan?"

"Utututuuu sayangnya Aira masih ngambek ya? Coba bilang mau apa sayangku~?"

Mahesa masih tetap diam meskipun telinganya sudah memerah. Memang manusia satu ini gengsinya setebal dompetnya.

Aira yang sudah berusaha dengan maksimal mulai kesal juga. Terserah jika Mahesa tidak mau sarapan.

"Ya udah kalo gak mau sarapan."

Aira langsung melangkah keluar dari kamar Mahesa. Ia sudah kesal pada Mahesa, terserah jika Mahesa mau mengadukan perbuatannya pada Amira.

Sedangkan Mahesa sendiri panik, apa Aira marah padanya? Apa ia keterlaluan? Tapikan ia masih ingin dibujuk.

Setelah ini Mahesa harus menyusul Aira, ia tidak sanggup didiamkan Aira lagi.

-°°-

Aira duduk diatas ranjangnya sambil melipat bajunya yang sudah kering. Setelah ini ia akan istirahat sebentar dan menjenguk Bi Ratna.

Aira tidak melirik sedikitpun kepada Mahesa yang baru saja berada di pintu kamarnya. Ia masuk masih dengan wajah yang cemberut.

Mahesa berjalan menuju Aira dan langsung duduk dibawah. Kepalanya ia letakkan di paha Aira sedangkan tangannya memeluk pinggang Aira.

Mahesa semakin cemberut melihat Aira yang hanya diam sambil melanjutkan pekerjaannya.

Benar, ia harus bersikap manja seperti biasanya supaya Aira luluh.

"Aaaay, jangan maraaaaah~"

"Janji gak kaya gitu lagi~"

"Minta maaaaf~"

"Aaaay~"

Aira masih saja diam bahkan ketika Mahesa sudah mengeluarkan rengekannya.

"Mau makaaan, disuapin." Mahesa mendongak menatap Aira.

"Tadi gak mau, kalo mau makan tinggal makan aja. Gak ada waktu buat ngurusin orang yang ngambekan gak jelas."

"Lo jahat banget ngomongnya, padahal gue cuma mau quality time sama lo. Emang salah ya?"

Aira mengalihkan perhatiannya pada Mahesa, merasa bersalah karena sudah berfikir Mahesa hanya mengerjainya saja.

"Ututututuuu~, sini peluk dulu."

Mahesa beranjak untuk memeluk Aira. Ternyata baby bear ngambek hanya ingin mencari perhatiannya saja.

"Yaudah hari ini mau ngapain aja?"

"Mau nonton film sambil cuddle."

"Yaudah Aira nyelesein ini dulu abis itu ke Bi Ratna sebentar ya. Sebelum nonton Tuan harus udah sarapan dulu ya?"

"Hu'um. Tapi makannya di sini boleh?"

"Boleh. Mau Aira ambilin dulu?"

"Gak, ambil sendiri aja."

"Pinter banget." Aira mengelus lembut rambut Mahesa.

Mahesa tersenyum kecil mendengar pujian Aira. Sekecil apapun, rasanya senang jika Aira yang memujinya.








TBC
-
-
-
-
-
-
-








THANK U ALL

Sehat selalu ya kalian, makasih udah baca ceritanya

1k vote + 400 komen + 20 followers for next chapter

Kamis, 23 Mei 2024.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang