CHAPTER 31 : A Little Fight

91.3K 5.9K 766
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Respect buat kalian yang tetep vote dan komen meskipun udah mencapai target, semoga dimanapun kalian berada tetap dihargai dan dihormati sebagaimana mestinya.







"Kenapa kamu tatap Grandpa seperti itu?"

Felix bertanya kepada Mahesa tanpa mengalihkan pandangannya dari tab di tangannya. Sedari mereka duduk, Mahesa tidak henti - hentinya melayangkan tatapan curiga.

"What's wrong, son?"

"Kenapa Grandpa segampang itu ngasih restu buat Mahesa sama Aira?"

Felix kira topik pembahasan ini sudah berakhir sejak kemarin setelah dia memberikan restu. Tapi ternyata cucunya masih menyimpan kecurigaan.

"Kamu ingin Grandpa tidak merestui kalian?"

"Gak gitu, Grandpa."

"Berarti selama ini Grandpa seburuk itu di mata kamu?"

"Itu karena dulu Grandpa gak kasi restu ke Abel."

Ternyata masalah itu, pantas saja Mahesa takut - takut untuk jujur.

"Grandpa tidak masalah cucu Grandpa mau berpasangan dengan siapapun. Tapi untuk Abel, setelah Grandpa selidiki ternyata pacarnya yang kemarin suka berjudi dan pernah terjerat kasus narkoba."

Mahesa terkejut, sangat terkejut karena ia mengenal mantan pacar Abel. Yang ia tahu mantan pacar Abel adalah pria yang cerdas dan pendiam. Latar belakang pendidikannya juga bagus, ia lulusan dari kampus luar negeri untuk S1 dan S2 dari beasiswa.

"Grandpa hanya ingin yang terbaik untuk cucu - cucu Grandpa."

"Abel tau kalo itu alasan Grandpa gak setuju?"

"Tahu, tapi dia sempat denial. Dia bilang pacarnya bisa berubah. Naif sekali, orang yang suka berjudi seringkali melakukannya bukan karena uang lagi, tapi karena sudah menjadi hobi. Sedangkan mantan pecandu narkoba, pemulihannya seumur hidup karena bisa relapse kapan saja. Kasus yang kedua ini memang bisa ditoleransi, tapi tidak mudah. Kita sebagai keluarga harus benar - benar merangkul."

Mahesa tidak menyangka, dibalik tampang Felix yang seolah tidak peduli ternyata menyimpan kepedulian yang besar untuk keluarganya.

"Kamu benar - benar menyukai gadis itu?"

Mahesa mengangguk, Felix semakin menyadari ternyata waktu berjalan dengan sangat cepat. Anak laki - laki yang dulu suka merengek meminta mainan seharga ratusan juta, sekarang tumbuh menjadi laki - laki yang sudah bisa menentukan pilihannya.

"Rencananya Mahesa mau nikahin dia setelah lulus kuliah, Grandpa."

"Bagus, kamu boleh menikahinya jika kamu berhasil membuktikan kalau kamu bisa mengurus perusahaan Grandpa dan juga milik ayahmu. Ingat, hanya setelah kamu bisa membuktikannya. Paham?"

"Paham, Grandpa."

-°°-

Aira cukup dibuat pening oleh kelakuan Mahesa. Saat ini manusia satu itu sedang merengek sambil menendangi selimut di kamar Aira. Perkara Aira meminta izin untuk ikut kegiatan campus expo di SMA-nya dulu.

"Gak boleeeh~"

"Sebentar aja ya?"

"Enggak."

"Nanti Aira-"

"Gak boleeeeh."

"Tuan-"

"Gak, pokoknya enggak."

Mahesa semakin menendang selimutnya. Jika sudah seperti ini, Aira bingung harus bagaimana.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang