CHAPTER 44 : Visiting II

58.1K 4.3K 788
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Maaf ya baru update
Terimakasih dan respect buat kalian yang tetep vote dan komen meskipun udah mencapai target semoga dimanapun kalian berada tetap dihargai dan dihormati sebagaimana mestinya.
Dan tolong koreksi kalo ada salah.







Merawat Mahesa yang sedang sakit memang membutuhkan tenaga yang ekstra. Ia tidak lebih dari seorang balita yang tidak ingin jauh dari ibunya. Bangun, merengek, bangun, merengek, seperti itu terus secara berulang.

Sampai pagi seperti saat ini pun Aira masih tetap menemani Mahesa. Ia hanya keluar untuk membuat sarapan dan mandi, itu pun bisa dilakukan ketika Mahesa tidur. Aira sudah sangat bosan, yang sedari tadi ia lakukan hanya scroll sosial media sambil memeluk Mahesa.

Kebetulan demam Tuan Muda kita sudah turun, ia mulai membaik dari semalam. Sebenarnya masih bisa diatasi dengan obat yang ada di rumah, tetapi Aira takut terjadi sesuatu, karena itu ia memanggil dokter untuk memeriksa Mahesa.

"Ayaa~"

"Kenapa sayang?"

"Mau pudding labu sama melon."

"Mau Aira buatin sekarang?"

"Hu'um, tapi-"

Ucapan Mahesa terputus oleh suara gedoran di pintu. Yap betul, dibandingkan ketukan itu lebih terdengar seperti gedoran. Samar - samar juga terdengar suara yang cukup familiar.

"Sebentar."

Aira segera beranjak dari ranjang untuk membuka pintu, semakin lama suara gedoran pintu terdengar semakin tidak sabar.

"Loh, Baby El? Ke sini sama siapa sayang?"

Tanpa menjawab pertanyaan Aira Baby El menyelonong masuk ke dalam kamar dengan membawa tas kura - kuranya. Di depan pintu tidak terlihat siapapun selain Baby El. Jika datang dengan Aiden ataupun ibunya minimal sekali terdengar suaranya.

"Uncle, up~"

Setelah melepas sandal jepit mahalnya, Baby El merentangkan tangannya bermaksud meminta untuk diangkat ke ranjang. Tubuhnya yang masih pendek belum bisa menjangkau ranjang yang cukup tinggi. Sebuah tangan menyelinap dibawah ketiaknya, tapi sayangnya bukan tangan Mahesa yang mengangkatnya tetapi tangan Aira.

Cup~

Aira mencuri satu ciuman di pipi Baby El, bau minyak telon mendominasi bayi gempal itu. Tanpa diduga Baby El mengusap bekas ciuman Aira. Sepertinya bayi gempal itu merajuk, kira - kira karena apa ya?

Cup~

Baby El mengusap kembali bekas ciuman Aira, kali ini sudah pasti si kecil merajuk.

"Kayanya lagi ada yang marah ya sama kakak?"

Baby El hanya melirik Aira sekilas kemudian membuang muka, ia menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"El ndak mawu deket - deket Kakak, kakak ndak anak baik."

"Bukan anak baik."

Mahesa mengoreksi perkataan Baby El, ia merasa sekarang kondisinya sudah lebih baik.

"Iya itu."

"Kenapa? Kakak ada salah sama Baby El?"

"Kata Opa Kakak mawu pelgi jauuuh."

Kemarin Baby El sempat video call dengan Opa Albert, banyak topik yang mereka bicarakan. Tapi yang pasti Baby El akan selalu menanyakan Aira dan Mahesa ketika mereka berkomunikasi, padahal ia bisa meminta Ibu atau Ayahnya untuk menghubunginya sendiri.

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang