CHAPTER 30 : Agreement

83.1K 5.3K 427
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
Maaf ya, yang mulia tidak bermaksud menghilang 😘🙏🏻






Selama 2 hari Mahesa di rumah, segalanya masih berjalan dengan baik. Ia menghabiskan hari dengan sangat sangat sangat baik seperti mengganggu Aira, nongkrong dengan teman - temannya atau sekedar tidur di kamar Aira.

Namun pagi ini mereka dikagetkan dengan munculnya Felix yang tiba - tiba datang tanpa memberitahu siapapun. Satu - satunya orang yang waspada dengan kedatangan Felix yang tiba - tiba adalah Mahesa. Ia takut Felix akan mengganggu hubungannya dan Aira.

"What's wrong, son?"

Felix menegur Mahesa yang sedari tadi hanya diam dan memasang raut wajah yang tegang. Mereka duduk di ruang tamu sambil menunggu Bi Ratna membersihkan kamar tamu.

"No, it's okay."

"Good."

Felix kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Kira - kira dimana ya gadis dalam foto itu? Sedari tadi ia tidak melihat siapapun selain kepala pelayan yang ia lupa siapa namanya.

"Tuan muda, kamarnya sudah siap."

Bi Ratna muncul dengan Aira dibelakangnya. Felix memperhatikan Aira dengan seksama, gadis ini terlihat lebih bocah daripada di foto. Posturnya mungil dengan wajah yang terlihat polos.

Aira menyadari jika Felix menatapnya dengan terang - terangan. Ia semakin menundukkan wajahnya, sejujurnya ia takut.

"Mari Tuan Besar, saya antar."

"No, masih ada yang mau saya bicarakan dengan Mahesa."

"Baik Tuan, kami permisi dulu."

Bi Ratna kembali ke dapur bersama Aira di belakangnya. Felix menatap mereka sampai menghilang di balik pintu.

"So, she is your girlfriend, right?"

"Don't disturb her, Grandpa."

Mau mengelak pun percuma, Mahesa tidak akan berbohong karena kakeknya memang sudah mengetahui semuanya.

"No, i just wanna 'say hello'."

"Mahesa gak kasih izin."

"Grandpa gak butuh izin dari kamu. Bilang ke dia nanti sore antar teh ke ruang kerja ayahmu atau Grandpa sendiri yang akan seret dia dari kamarnya."

Mahesa tidak bodoh, itu adalah sebuah undangan untuk mengobrol. Ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Felix kepada Aira.

"Jangan macam - macam, Grandpa."

Felix melangkah kakinya melewati Mahesa yang mulai terlihat marah. Di matanya Mahesa tetap menjadi cucu kecilnya yang nakal, yang mudah marah jika barang miliknya disentuh orang lain.

Rasanya Felix tidak sabar menunggu sore tiba, ada beberapa hal yang ingin ia sampaikan.

-°°-

Aira menatap pintu coklat didepannya, ia menarik nafasnya perlahan. Kira - kira apa yang akan dibicarakan oleh kakeknya Mahesa?

Apakah ia akan diminta untuk memutuskan Mahesa dan pergi menjauh dari kehidupan mereka? Atau mungkin ia akan diancam dibunuh jika tidak segera pergi dari rumah ini?

"Gue bakal ikut masuk, gue takut lo diapa - apa in."

"Gak kok, Aira gak bakal diapa - apa in."

"Pokoknya gue ikut masuk."

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang