CHAPTER 40 : Suddenly Go Home

66.9K 5.3K 806
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
Terimakasih dan respect buat kalian yang tetep vote dan komen meskipun udah mencapai target, semoga dimanapun kalian berada tetap dihargai dan dihormati sebagaimana mestinya.









Sangat tidak disangka ternyata ada Mahesa yang menunggunya di mobil. Begitu Pak Asep membukakan pintu belakang, Aira langsung disuguhi tatapan tajam dari kekasihnya itu. Sejak kapan pria itu pulang ke Indonesia? Terakhir kali berkomunikasi, Ia bilang masih banyak pekerjaan yang menumpuk.

Aira tentu saja senang, tapi melihat respon Mahesa yang cemberut dan tidak mau menatapnya Aira jadi bingung harus mulai membujuknya dari mana. Aira mencoba untuk memeluk Mahesa, sayangnya tuan muda kita masih belum mau menatap Aira.

"Aira kangen banget tau."

Mahesa masih terdiam dan menatap keluar jendela, mari kita lihat usaha Aira untuk membujuk bayi beruangnya yang sedang marah.

"Sayaaaag, Aira cape banget, badannya juga lemes. Maafin Aira ya, Aira salah gak dengerin omongan Kak Mahes."

"Sayaaaang."

Mahesa masih tetap mempertahankan egonya, ia kesal bukan hanya karena Aira tidak menuruti ucapannya. Ada hal lain yang membuat Mahesa lebih kesal, tanpa berfikir panjang Aira langsung memutuskan untuk tetap ikut camping tanpa mau mempertimbangkan apa yang ia sampaikan mengenai kekhawatirannya. Itu membuatnya merasa disepelekan, seolah - olah apa yang ia sampaikan hanya omong kosong.

Seolah - olah kekhawatirannya itu tidak penting dan tidak berarti apa - apa. Padahal tidak ada yang bisa mengukur setakut apa Mahesa jika Aira mengalami hal yang buruk. Ia sampai memohon kepada Kakeknya untuk mengizinkannya menggunakan private jet untuk pulang ke Indonesia.

"Sayang?"

"Sayaaaang~".

"Aira kaya gini bukan berarti Aira gak sayang, Aira sayang banget kok sama Kak Mahes. Sayaaaaaang banget~ Aira cuma sesekali pengen nyobain hal baru."

"Maafin Aira ya, Sayang?"

Cup~

Sekilas Aira mencium pipi Mahesa. Sayang sekali dengan posisinya yang sedang memeluk Mahesa, Aira tidak menyadari jika telinga Mahesa sudah memerah.

"Masih marah ya? Aira harus ngapain biar dimaafin?"

Melihat Mahesa masih diam, Aira menyerah. Sebenarnya ia sudah tidak ada tenaga lagi. Aira melepas pelukannya pada Mahesa, sambil menutup mulutnya yang menguap Aira mencari posisi nyaman untuk tidur. Nanti ketika di rumah ia akan kembali membujuk Mahesa, saat ini ia sudah sangat mengantuk. Selain karena kurang tidur, mungkin ini juga efek dari obat yang ia minum.

Mahesa yang melihat Aira bersiap untuk tidur semakin merasa kesal. Bisa - bisanya Aira memilih untuk tidur dari pada membujuknya.

-°°-

Dari Aira pulang camping sampai malam hari Mahesa masih tetap mendiamkannya. Sepertinya ini rekor terlama Mahesa marah padanya, biasanya Mahesa hanya akan marah sebentar saja. Aira juga  bukan tipe pacar yang suka berulah jadi Mahesa paling hanya ngambek kecil - kecilan. 

Entah dimana sekarang Mahesa berada, setelah makan malam Aira disibukkan dengan kegiatan membersihkan pakaian dan barang - barang yang kotor. Siang tadi ia tidak sempat membersihkannya karena saat pulang ia tertidur di mobil dan berlanjut hingga terbangun di kamarnya pada sore hari. Mungkin Mahesa yang membawanya ke kamar? Entahlah.

Setelah memastikan semuanya sudah selesai, Aira memutuskan untuk ke kamar Mahesa. Mari kita bujuk tuan muda kesayangan sejuta umat itu. Semoga saja kali ini berhasil.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang