Happy Reading
-
-
-
-
-
Respect buat kalian yang tetep vote dan komen meskipun udah mencapai target
Aira memeriksa ponselnya untuk kesekian kalinya, dari semalam Mahesa belum membalas pesannya. Ini sudah jam 1 siang, seharusnya disana sudah jam 8 pagi. Disana Mahesa selalu bangun pagi, entah itu untuk kuliah atau sekedar membantu kakeknya.
Aira memutuskan untuk menelfon Mahesa, ia jarang sekali menelfon Mahesa duluan karena takut menganggu aktivitasnya. Pada dering kelima Mahesa mengangkat telfonnya.
"Halo."
"Halo." Aira terkejut, itu suara perempuan.
"Ini siapa ya?"
"Gue Michelle, ini siapa ya? Cassius lagi mandi."
Aira terdiam, Mahesa membawa perempuan lain ke apartemennya? Dan Cassius? Dia memanggil Mahesa dengan nama tengahnya. Ada hubungan apa dia dengan Mahesa?
"Lo ada pesen buat Cassius? Nanti gue sampeiin."
Aira langsung mematikan sambungannya. Moodnya langsung turun drastis, siapa kira - kira perempuan itu?
Sudahlah daripada memikirkan itu sebaiknya ia fokus mengikuti kelas, kebetulan dosennya baru saja masuk. Setelah kelas nanti ia harus pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri.
Padahal belum genap satu bulan, Mahesa sudah membawa perempuan lain ke apartemennya. Ketakutan - ketakutan Aira muncul lagi, bagaimana jika Mahesa jatuh cinta dengan gadis yang setara dengannya? Bagaimana ya kira - kira nasibnya?
Aira takut sekali jika itu benar terjadi. Bagaimanapun, sekarang Mahesa adalah bagian penting dari hidupnya. Aira mempertaruhkan banyak hal dalam hubungan ini, jika hubungan ini gagal ia benar - benar kehilangan 'keluarga terakhirnya'.
Kemungkinan besar hubungannya dengan Albert dan Amira juga ikut hancur. Hanya mereka yang sampai saat ini bisa membuat Aira tidak merasa sebatang kara di dunia ini.
Aira melirik ponselnya yang menyala, Mahesa menelfonnya. Mungkin ia akan berbicara dengan Mahesa nanti, ketika perasaannya sudah lebih baik.
Satu setengah jam berlalu, dosen mengakhiri pertemuan pada siang ini. Sebelum pulang, Aira berencana membahas tugas kelompok dengan Zee teman satu kelasnya.
"Ini kita mau bahas dimana, Ra?"
"Di kantin aja apa gimana Zee?"
"Oke, kita sambil nunggu Rey gak papa kan?"
"Gak papa kok. Rey itu pacar kamu ya?"
"Iya, lo udah punya pacar?"
"Udah."
"Kok gak pernah jemput? Pacar lo taruna yang lagi pendidikan ya?"
Reflek Aira tertawa mendengarnya, Zee ini ada - ada saja.
"Enggak, dia lagi kuliah di luar negeri."
"Oalah, semoga langgeng deh sampe nikah."
Aira hanya tersenyum kecut, semoga saja ya.
"Gue yang pesen lo cari kursi ya, lo mau pesen apa?"
"Aira mau mie ayam aja, minumnya es teh."
"Oke, Ra."
Setelah Zee pergi, Aira mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Terlihat satu meja kosong paling pojok. Aira memutuskan untuk duduk disana, semoga saja tidak terlalu berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen FictionHanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menata...