CHAPTER 4 : Secret Admirer

127K 6.3K 47
                                    

HAPPY READING

-
-
-
-
-
-
















Seharian ini Mahesa hanya diam dirumah, dia hanya tidur, makan lalu bermain ponsel sebentar. Mahesa berulang kali melihat ponsel untuk memastikan apakah ada pesan dari Aira atau tidak.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore tapi Aira masih belum pulang. Harusnya Aira sudah pulang satu jam yang lalu.


Ngapain lo blm plg jam segini?”
“Bagus ya mulai berani ga bls chat gue ”
“Pake dimatiin lg hpnya.”
“lg pcrn ya lo.”


WhatsApp Aira bahkan off dari pukul setengah 4 sore. Telfon seluler juga tidak aktif.

“Ck, awas aja kalo udah pulang.”
Tidak lama kemudian Mahesa melihat Aira turun dari motor Lorenzo. Harusnya tadi ia juga menghubungi Lorenzo.

Setelah melihat Aira masuk Mahesa kembali berbaring di kasur. Ia membuka roomchatnya dengan Aira dan melihat pesannya sudah terbaca.


“Kesini buruan”

“Iya Tuan, Aira bersih – bersih dulu”


Aira membuka pintu setelah Mahesa mempersilahkan masuk, Mahesa berjalan mendekati Aira yang berdiri didekat pintu.

Ia menarik tangan Aira kemudian mendorongnya untuk duduk disalah satu sofa. Lengan Mahesa berada di kanan kiri tubuh Aira, kemudian ia mendekatkan wajahnya ke depan wajah Aira.

“Abis darimana lo tadi?”

“Maaf Tuan, tadi ada pembahasan buat lomba sama Lorenzo. Terus tadi handphone Aya lowbat.”

“Ck, alesan.”

“Beneran Tuan, kalo gak percaya cek aja handphone Aira di kamar.”

“Gak usah deket – deket Lorenzo, dia udah punya cewe.”

“Tapi tadi sebelum pulang bareng Aira tanya Enzo dulu kok Tuan, katanya Enzo gak punya pacar.”

“Enzo? Genit banget lo panggil Lorenzo pake nama panggilan khusus.”

“Enggak kok, salah satu guru di sekolah panggil Lorenzo Enzo, jadinya yang lain ikut – ikutan.”

“Jawab mulu lo daritadi, gak ada Enzo – Enzo. Jangan rubah nama orang, udah sana bikini gue pudding.”

“Iya, Tuan.” Aira segera keluar dari kamar Mahesa.


-°°-

Setelah menutup pintu kamar dan memastikan tidak ada keberadaan Mahesa diluar, Aira mengeluarkan paperbag berwarna pink dari dalam tasnya. Saat jam istirahat tadi Aira kaget melihat ada sesuatu dikursinya.

Aira mengeluarkan benda didalamnya, ternyata dompet lucu berwarna pink soft. Warnanya sama seperti dompet yang biasa ia pakai.

Didalam juga terdapat surat tetapi sepertinya si pengirim tidak mau mengambil resiko, suratnya tidak ditulis tangan. Aira tersenyum kecil membacanya.

My Dearest Aira
Waktu temenin Mamah ke Mall aku liat dompet ini
Aku langsung keinget kamu karna dompetnya lucu dan warna pink
Kamu sering pakai benda yang warnanya pink
Semoga kamu suka <3

Your secret admirer

Aira terlonjak kaget karena pintu kamarnya terbuka tiba – tiba. Aira langsung menyembunyikan kertas suratnya saat melihat Mahesa melangkah masuk dengan raut wajah tidak senang. Tanpa pikir panjang Mahesa langsung merebut dompet di tangan Aira.

“Mana suratnya? Tadi lo pegang surat kan,” Aira hanya diam menunduk.

“Sini kasih ke gue cepetan.”

“Tapi- ini kan punya Aira.” Aira mengatakannya dengan suara pelan.

“Jadi tambah penasaran gue, bajingan mana yang bikin lo makin ga nurut sama gue,” Mahesa merebut paksa surat di tangan Aira yang disembunyikan di belakang tubuhnya.

“Jangan dibawa Tuan, itu kan ngasihnya buat Aira. Lagian dompetnya bagus kok lucu juga.” Mahesa menatap tajam Aira sambil meremas kertas surat, tanpa mengucapkan apa – apa ia langsung keluar dari kamar Aira.


-°°-

Aira berjalan lunglai ke arah pintu belakang. Seharian ini di sekolah moodnya tidak sebagus biasanya karena kejadian semalam. Kira – kira bagaimana nasib dompet barunya di tangan Mahesa ya?

Harusnya Aira tidak membukanya di rumah. Mungkin nanti ia akan mencari dompet yang sama persis warna dan bentuknya.

Saat membuka pintu kamarnya Aira dikejutkan dengan sebuah paperbag di atas tempat tidurnya. Aira langsung mendekat dan mengeluarkan isinya.

Ternyata dompet berwarna pink yang lebih bagus dari dompet kemarin. Didalam paperbag juga terdapat surat yang ditulis tangan dan tas selempang mini berwarna biru muda.


Buat ganti dompet jelek kemaren, biar ga malu – maluin kalo gue ajak pergi.
M

Masih menggunakan seragam sekolah, Aira langsung berlari kecil menuju halaman depan. Kebetulan ia mendengar suara knalpot motor Mahesa yang khas. Mahesa berjalan kearah Aira yang sedang berdiri di dekat pintu dengan senyum lebar.

“Jelek banget senyum lo lebar sampe kuping.”

“Makasih ya, Tuan. Dompet sama tasnya bagus, Aira suka.” Aira mendongak menatap Mahesa yang juga menatapnya.

Karena tingginya hanya sebatas dada Mahesa, mau tak mau Mahesa menunduk jika ingin menatapnya.

Melihat Aira masih menggunakan seragam dengan jepit rambut berwarna biru sambil menatapnya dengan mata berbinar membuat Mahesa tidak bisa menahan rasa gemasnya, apalagi senyum lebar itu membuat pipinya naik.

Dengan tiba – tiba Mahesa mengapit kepala Aira diantara lengan dan ketiaknya, kemudian berjalan sambil membawa Aira masuk ke dalam rumah.

“Mandi sana, lo jelek kucel.”

“Tuan, ini lepas dulu.” Mahesa hanya tertawa sambil terus berjalan.











Tbc










JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN YAAAA, SUPAYA AKU SEMANGAT UPDATENYA HEHEHE


Rabu, 17 Januari 2024

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang