Happy Reading
-
-
-
-
-
Halo yang mulia kembali lagi, maaf ya udah lama gak update huhuhu. Ini aja curi - curi waktu, baru selse banget ni nulisnya."Jangan pulang dulu ya, Ay?"
Rencananya besok pagi Aira akan pulang ke Indonesia setelah beberapa hari di Belanda. Tapi malamnya Mahesa malah merengek tidak mau ditinggal pulang.
Mahesa merengek sedari tadi sambil memeluk pinggang Aira. Ia meletakkan kepalanya di paha Aira, sedangkan Aira lebih memilih memasukkan barang - barangnya ke dalam koper dibanding mendengarkan rengekan Mahesa.
"Aaaaaay~"
"Jangan pulang duluu~"
"Gak bisa sayang, Aira kan harus kuliah."
"Izin aja, lagian lo juga gak pernah izin."
"Sayang dong nanti ketinggalan materi."
"Lo kan bisa liat catetan temen lo."
Sangat sulit mencari alasan jika Mahesa sudah seperti ini, apalagi Mahesa tipikal orang yang tidak akan menyerah sampai mendapatkan apa yang ia mau.
"Aira gak enak, udah dibayarin kuliah mahal - mahal malah bolos buat pacaran."
"Ayah sama Bunda gak akan permasalahin hal sepele kaya gitu."
"Tiket pesawatnya udah dipesan."
"Nanti gue yang ganti."
"Tetep aja Aira gak enak, Aira mau pulang aja gak papa kan sayang?"
Mahesa cemberut, sangat kesal karena Aira tetap mempertahankan keputusannya.
"Nanti 2 minggu lagi kan gantian Tuan yang pulang."
Mahesa belum pernah sekesal ini sebelumnya, mungkin karena ia tidak terbiasa dengan penolakan dari Aira. Karena dari dulu Aira selalu menuruti apapun permintaannya.
"Gue cuma mau lo disini lebih lama Ay, sesusah itu ya?"
Aira memijat pelipisnya, kenapa jadi seperti ini. Ayolah ini hanya masalah sepele, bisa diselesaikan dengan baik.
"Tuan, Aira-"
"Bilang aja lo yang gak mau disini lagi, pake banyak alesan segala."
Mahesa melangkah pergi setelah mengatakannya, sedangkan Aira hanya menghela nafas. Sudahlah, mungkin Mahesa perlu waktu untuk meredakan emosinya. Ia akan membujuk bayi besarnya nanti ketika perasaannya juga sudah lebih baik. Sebaiknya ia melanjutkan packing yang tadi sempat tertunda.
Sedangkan Mahesa ternyata pergi ke balkon kamarnya. Ia semakin kesal menyadari Aira tidak berusaha mengejarnya atau membujuknya seperti biasa ketika ia marah.
Kita lihat saja, Aira tidak akan pulang besok. Ingat itu baik - baik.
-°°-
Aira sudah berdiri di depan pintu kamar Mahesa dari 10 menit yang lalu. Ia takut Mahesa masih belum mau mengizinkannya pulang. Ia merasa tidak enak juga jika membatalkan kepulangannya karena kali ini tiket pesawatnya dibelikan langsung oleh Felix.
Aira mengumpulkan keberaniannya untuk mengetuk pintu didepannya. Namun sayangnya sudah lebih dari empat kali ia mengetuk belum ada jawaban apapun dari pemiliknya.
Aira bingung, ada cctv dimana - mana, ia takut dicap kurang ajar jika ia langsung memasuki kamar Mahesa tanpa ada izin dari pemiliknya. Tapi tidak biasanya Mahesa belum bangun.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Fiksi RemajaHanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menata...