CHAPTER 38 : Oppose

69.3K 5.3K 722
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
Terimakasih dan respect buat kalian yang tetep vote dan komen meskipun udah mencapai target semoga dimanapun kalian berada tetap dihargai dan dihormati sebagaimana mestinya.








Sudah lebih dari sebulan Mahesa kembali ke Belanda, Kali ini ia belum bisa pulang karena harus segera menyelesaikan tugas akhirnya. Mencuri - curi kesempatan seperti biasanya pun sulit, bisa - bisa Kakeknya akan menambah pekerjaannya.

"Gue pengen pulang, Ay."

Mahesa menatap Aira diseberang sana, mereka sedang melakukan video call seperti biasanya.

"Emang rencana pulang kapan?"

"Gak tau, kemungkinan bisa sepuluh hari lagi. Lama bangeeeet~"

"Sebentar kok, nanti lama - lama juga gak kerasa."

"Gue kan kasian sama lo, pasti lo kangen banget ya sama gue? Cuma emang gak mau ngaku aja."

Aira memutar bola matanya, padahal dalam satu hari bisa lebih dari tiga kali Mahesa meminta untuk video call. Meskipun hanya sekedar melihat Aira melakukan aktivitas tanpa ada percakapan apapun. Tuan muda satu ini sebenarnya memang bucin sekali.

"Oh iya Aira mau ada acara camping di Bukit Sinduri sama temen - temen kelas."

Mahesa langsung mengambil posisi duduk, raut wajahnya tidak bisa berbohong jika ia kurang suka dengan apa yang disampaikan Aira. Sejujurnya ia kurang suka jika Aira bepergian tanpa dirinya, karena ia khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Itu jauh, Ay. Kapan lo berangkat?"

"Lusa, temen - temen Aira ikut semua masa Aira gak ikut. Lagian Aira belum pernah main ke situ."

Mahesa berusaha menahan rasa kesalnya, lusa Aira berniat pergi camping dan baru memberitahunya sekarang?

"Nanti aja sama gue gimana?"

"Beda dong, kalo sama temen - temen kan gatau bisa full team kapan lagi."

"Kalo gak sama gue nanti siapa yang jagain lo, Ay?"

"Ada koordinator kelasnya yang tanggung jawab kok."

Sudah mulai terlihat jika Aira akan terus mempertahankan kemauannya, kali ini sepertinya kali ini Mahesa harus memberitahunya dengan sedikit tegas.

"Di taro dulu bukunya terus liat ke sini, gue mau ngomong."

Aira agak was - was jika melihat Mahesa serius seperti ini. Mahesa memang jarang serius kecuali jika ada hal penting yang disampaikan. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali Mahesa seperti ini. Apakah ia keterlaluan sehingga Mahesa marah padanya?

Melihat Aira menuruti ucapannya untuk meletakkan bukunya dan menatapnya membuat rasa kesal Mahesa sedikit berkurang, ingat hanya sedikit.

"Gue tau lo pengen banget ikut acara ini, tapi gue punya beberapa hal yang perlu lo pertimbangkan baik - baik. Yang pertama, gue agak kurang percaya sama koordinator kelas lo. Lo tau karena apa? Karena dia itu gak cuma jagain lo doang. Fokusnya itu terbagi, apalagi temen - temen lo itu tipe tuan putri. Ditambah gue tau sifat lo yang suka gak enakan, lo butuh seseorang yang peka sama keadaan lo dan apa yang lo butuhkan tanpa harus lo ngomong. Yang kedua,-"

"Tempatnya jauh, tracknya juga kurang bagus buat pemula. Kalo diliat dari waktunya, ini udah masuk waktu musim hujan. Gue takut fisik lo gak kuat dan tumbang di sana, lo ga terbiasa ikut kegiatan fisik kaya gini, ini terlalu beresiko sayang. Kali ini dengerin gue ya?"

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang