30

15 3 0
                                    


𝑻𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕 𝒏𝒚𝒂..

_____

Setelah sampai di rumah renza, rasya langsung meletakkan tubuh renza yang ada di gendongan nya ke atas sofa.

Namun...

"Za... Tadi Elang nyuruh gw buat nemenin lo ketemu sama dia... "

"Soal nya dia mau bahas masalah yang tadi malam... "

"Lo bisa gak.... kalo nggak biar gw sendiri aja yang pergi.. "

"Lo istirahat aja ya.. Obatin luka lo.."

Dhea berucap pada sang sahabat, lalu duduk di samping sahabat nya itu.

"Gw bisa dhe... "

"Tapi muka lo bonyok gitu za... Mending lo di rumah aja obatin tu muka lo... "

"Ni muka udah biasa kayak gini dhe... Gak di obati juga gak bakal ada masalah... "

"Tapi za..."

Renza menahan mulut Dhea dengan ibu jari nya, memerintah kan gadis itu untuk diam.

"Gw siap siap dulu di kamar... Tunggu gw... "

Setelah mengatakan itu renza beranjak dari tempat duduk nya.

Lalu beralih menaiki jejeran anak tangga untuk menuju lantai dua..

Dan ketika gadis itu sudah sampai di depan pintu kamar nya, ia memegang knop pintu bersiap untuk membuka pintu itu.

Namun....

Ntah mengapa hati nya terasa seperti ada yang janggal, saat ini ia sangat ragu untuk membuka pintu itu.

Tapi demi untuk mempersingkat waktu, dengan cepat renza membuka pintu kamar nya.

Dan....

𝙋𝙧𝙖𝙖𝙣𝙜!

vas bungan yang ada di kamar renza pecah setelah selesai menghantam dinding di sisi pintu.

Membuat tubuh renza membatu seketika, di tambah lagi ia yang melihat keberadaan afgan yang tengah duduk di sisi ranjang nya.

ekspresi marah yang tak tergambarkan, pria itu bahkan menatap Renza dengan nyalang.

" kenapa...!!"

Suara Afgan terdengar keras membentak ke arahnya membuat lagi-lagi Renza kembali tersentak kaget.

" kenapa lo bisa sejahat itu Ren... flora itu sepupu lo...! "

Renza hanya bisa terdiam mendengar gertakan itu.

"Kalo sempet bang zef tau.... apa gak bakal mati lo....! "

"Lo gak salah aja dia segitu nya benci ama lo... apalagi kalo dia tau tindak kriminal yang lo lakuin...! "

Renza tak menjawab, perlahan namun pasti gadis itu berjalan mendekati afgan.

Hingga ia berhenti tepat di hadapan pria itu lalu berucap dengan lirih.

"Bilang sekali lagi... "

Mata nya sudah mulai berair, kala melihat afgan adalah orang selanjutnya nya yang tak percaya pada nya.

"Bilang sekali lagi kalo gw itu jahat.....!! "

Dan kini nada bicara gadis itu naik satu oktaf, nafas nya mulai tak teratur sekuat tenaga ia menahan agar buliran bening dari mata nya tidak luruh.

"Seharus nya lo sadar...! Siapa yang sebenar nya jahat....? "

Kini suara gadis itu perlahan mulai kembali lirih.

𝑵𝒐𝒏𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒆𝒏[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang