32

16 3 0
                                    

__

Botol alkohol itu terlihat berserak di lantai kamar renza, ntah berapa botol yang telah gadis itu habiskan.

Tapi yang pasti itu sudah terlalu banyak.

Gadis itu menyandarkan tubuh nya ke sisi ranjang, kepala nya mendongak menatap langit langit kamar.

Gadis itu diam menatap atap itu, rasa sakit itu masih terasa sangat jelas.

air mata itu kembali luruh, kejadian itu benar benar terus berlalu lalang di benak nya.

Gadis itu terus saja meneguk alkohol yang ada di tangan nya.

Dan....

𝑈ℎ𝑢𝑘... 𝑈ℎ𝑢𝑘..

Gadis itu terbatuk kala tenggorokan nya terasa amat sakit, tapi....

"Darah.... "

Gumam gadis itu pelan ketika ia melihat bercak darah yang keluar ketika ia terbatuk tadi.

Dan tak lama kemudian rongga hidung renza juga mengeluarkan cairan kental yang sama.

Dengan cepat gadis itu berlari ke kamar mandi untuk membersihkan kan darah nya.

Hingga beberapa saat kemudian, gadis itu hanya terdiam melihat diri nya dari pantulan cermin di wastafel.

Penampakan yang sangat kacau.

Gadis itu dapat melihat jelas kantong mata nya yang mulai menghitam akibat jarang beristirahat.

Kulit nya mulai kusam karna jarang ia bersihkan dengan perawatan nya.

"Sebentar lagi..... "

Gadis itu melirih ketika melihat iba penampilan nya sendiri.

"Sebentar lagi Tuhan bakal jemput renza kan..?? "

"Jangan lama lama Tuhan.... Renza udah nungguin... Renza udah cape.."

Buliran itu kembali luruh, rasa sesak kembali terasa mendominasi di paru-paru nya.

"Renza udah gak kuat.... "

Gadis itu menyeka air mata nya sendiri dengan kasar.

"Renza udah sesakit ini... Kurang apa lagi.... "

Renza dapat merasakan jantung nya kini berdenyut sakit.

"Jemput renza... Kalo misal kan Tuhan beneran sayang sama renza... "

Tak dapat di pungkiri betapa sakit nya lubuk gadis itu saat ini.

Hingga.....

𝙋𝙧𝙖𝙣𝙜!

Suara pecahan kaca dari luar sana berhasil membuat fokus renza teralih kan.

Penasaran dari mana suara itu berasal, ia langsung membasuh wajah nya dan langsung keluar dari kamar mandi.

Dan...

Tatapan nya beradu dengan tatapan marah milik afgan, gadis itu hanya terdiam kala melihat pecahan botol kaca sudah bertebaran di lantai.

Renza masih terdiam, hingga....

"Bodoh..!! "

Afgan menyertakan kuat ke arah sang bungsu, pria itu mendekati renza lalu menarik lengan gadis itu dengan kasar.

"S.. Sakit... Lepasin brengsek... Lo mau apa.... "

Renza meringis kala merasakan tarikan afgan begitu kuat. Tapi afgan, pria itu tak menggubris ucapan renza.

𝑵𝒐𝒏𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒆𝒏[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang