48

8 1 0
                                    

Kini gadis itu berdiri tepat di depan wastafel kamar mandinya.

Dengan tubuh yang masih basah kuyup karna terguyur hujan tadi.

Mata gadis itu terlihat sembab karna tak henti hentinya menangis.

Mengingat kejadian tadi, padahal maksudnya menemui cakra hanya karna ia ingin melepas rindu.

Tapi kenapa hal lain malah terjadi.

Ia sakit mengatakan hal yang melukai pria itu tadi.

Ia sakit karna memutuskan segalanya dengan begitu tiba tiba.

Tapi ia lebih merasa gagal dan bodoh ketika harus melihat cakra babak belur seperti itu.

Ia tak bisa membiarkan cakra berjuang sendiri, ia tak tega melihat cakra menjadi korban akibat keegoisan nya.

Ia mencintai pria itu, ia sangat tak ingin dia kenapa napa.

Tapi kenapa rasanya sesakit itu.

Bertahun-tahun rela bertahan hanya karna berharap bisa bahagia selamanya.

Memiliki dan mencintai pria itu sudah tercatat dalam kamus kehidupan renza.

"Maaf.. "

Gadis itu melirih,rasanya seperti ada sesak yang tak kunjung pergi dari paru-paru nya.

"Maaf.. Karna gw egois ra... "

Gadis itu lalu mengusap air mata nya dengan kasar.

Seperti sudah jengah karna terus saja menangis.

"Tapi lebih egois lagi.. Kalo gw tetap bertahan dan biarin lo jadi korbannya... Ini semua masalah gw.. Lo gak boleh sama sekali terlibat... "

Renza menatap dirinya dari pantulan cermin.

Tapi kejadian tadi benar-benar tak bisa luput dari otaknya.

Itu benar-benar membuatnya sakit, hatinya terasa berdenyut .

Perasaan yang kacau, pikiran yang berbelit belit dan fisik yang kedinginan membuat gadis itu merasakan tubuhnya terasa lemas.

Perlahan ia menghidupkan air untuk mengisi bathtub dengan air hangat.

Lalu duduk di sisi bathtub itu, menetralisir lututnya yang terasa sangat lemas.

Ia terdiam, mencoba melupakan kejadian itu.

Namun itu terlalu sakit sehingga membuatnya susah untuk melupakan nya.

Air mata gadis itu terus saja mengalir, dengan sesekali suara isakan.

Ia mencoba menahan air matanya agar tidak terus keluar.

Tapi itu sia sia, semakin ia ingin berusaha kuat maka semakin pula batinnya merasa sakit.

Tak lama, setelah merasa bathtub itu sudah terisi penuh.

Dengan perlahan tubuhnya luruh kedalam air.

"Gw cinta sama lo ra... Gw cinta.. Tapi.."

Gadis itu membiarkan tubuhnya semakin dalam di selimuti air.

"kalo kita berdua bukan takdir.. Apa cinta ini layak di pertahankan.... "

Gadis itu memejamkan matanya, menikmati sentuhan hangat dari banyaknya air di dalam bathtub itu.

"Gw cinta sama lo.. Gw harap lo bisa benci gw dan bahagia sama orang yang di takdirkan buat lo.."

Itulah kalimat terakhir renza sebelum gadis itu benar benar tenggelam kedalam air.

𝑵𝒐𝒏𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒆𝒏[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang